Seks lebih sering kurangi risiko menopause dini

15 Januari 2020 09:29 WIB
Seks lebih sering kurangi risiko menopause dini
Menopause (Shutterstock)
Perempuan yang melakukan hubungan seks setidaknya sebulan sekali memiliki risiko menopause dini lebih rendah dibandingkan perempuan yang jarang bersenggama, peneliti menemukan fakta itu dalam riset yang disebut merujuk pada bentuk pertukaran energi biologis.

Studi data berdasarkan 3.000 perempuan di Amerika Serikat menunjukkan mereka yang aktif melakukan kegiatan seksual setiap pekan atau lebih sering -- meliputi senggama, seks oral, sentuhan seksual atau stimulasi diri-- 28 persen di antaranya cenderung belum mencapai menopause dibandingkan perempuan seumurannya yang berhubungan seks kurang dari sekali sebulan.

"Jika seorang wanita tidak melakukan hubungan seks, dan tidak ada kemungkinan kehamilan, maka tubuh 'memilih' untuk tidak berinvestasi dalam ovulasi, karena tidak ada fungsinya," kata Megan Arnot, seorang kandidat PhD di University College London (UCL) yang ikut memimpin penelitian.

Baca juga: Masalah tiroid dan stres bisa jadi penyebab rendahnya libido seks

Baca juga: Terlalu banyak karbohidrat berisiko alami menopause lebih cepat

Dia mengatakan temuan ini mendukung gagasan bahwa menopause pada manusia awalnya berevolusi untuk mengurangi konflik reproduksi antara generasi perempuan, dan untuk memungkinkan wanita yang lebih tua meningkatkan kebugaran mereka dengan berinvestasi pada cucu mereka.

Dilansir Reuters, perempuan lebih rentan terhadap penyakit selama ovulasi karena sistem kekebalan tubuh mereka tertekan selama masa itu.

Arnot mengatakan "pertukaran biologis" yang jelas adalah bahwa akan sia-sia menginvestasikan energi dalam proses ovulasi jika seorang perempuan jarang berhubungan seks dan kemungkinan takkan hamil, sehingga tubuh mengalihkan sumber daya energi untuk melindungi dan merawat keturunan yang ada.

"Tentu saja menopause pasti akan terjadi pada perempuan dan tak ada intervensi yang bisa mencegah berhentinya reproduksi," kata Ruth Mace, profesor antropologi yang ikut meneliti.

"Meskipun demikian, hasil ini merupakan indikasi awal bahwa waktu menopause mungkin adaptif dalam merespons kemungkinan hamil," katanya.

Riset itu diterbitkan dalam jurnal Royal Society Open Science berdasarkan data dari Study of Women's Health Across the Nation Amerika Serikat.


Baca juga: 10 tanda jelang masa menopause

Baca juga: Tahukah anda jantung perempuan lebih kuat sebelum menopause?

Baca juga: Konsumsi banyak sayuran singkirkan risiko menopause dini

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020