"Pihak UEA berencana mengucurkan dana investasi tersebut untuk sektor properti antara lain yang menunjang pariwisata seperti hotel atau resort di Sabang dan Banda Aceh, Industrial Estate di Ladong, Kabupaten Aceh Besar dan Islamic Development Estate di Banda Aceh," kata Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah di Banda Aceh, Rabu.
Uni Emirat Arab menyepakati rencana investasi sebesar 22,89 miliar dolar Amerika Serikat atau setara Rp314,9 triliun (kurs Rp14.000) dengan Indonesia. Kesepakatan tersebut dicapai setelah Presiden Joko Widodo berkunjung ke negara itu beberapa hari lalu.
Nova mengatakan sesuai arahan Presiden Jokowi, Pemerintah Aceh akan menjemput bola dan mempermudah seluruh proses investasi masuk ke provinsi ujung paling barat Indonesia itu sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Baca juga: Kadin sambut positif keinginan UEA investasi di Aceh
"Lebih cepat lebih baik, kita berharap 2020 sudah mulai perizinan," katanya.
Nova juga berharap investasi UEA juga menyasar sektor lainnya yang terbuka lebar di Aceh seperti pada bidang agrobisnis, halal food hingga petrochemical.
Kesepakatan kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Uni Emirat Arab meliputi kerja sama antarpemerintah dan business to business di bidang pendidikan, pertanian, pendidikan agama, investasi dan berbagai bidang lainnya.
Baca juga: Putra Mahkota UEA ingin investasi pulau, Luhut tawarkan Tanah Mori
Sebelumnya, UEA menyatakan keinginannya untuk menanamkan investasi lebih besar dalam bidang pengembangan properti, khususnya di Aceh.
"Dibicarakan juga untuk Aceh, sebelumnya sudah dibicarakan dengan adiknya crown prince (Putra Mahkota UEA Mohamed Bin Zayed) untuk Aceh ingin masuk properti," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam jumpa pers di Emirates Palace Abu Dhabi, Minggu malam (12/1)
Luhut bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Tohir, dan Dubes RI untuk UEA Husin Bagis menggelar jumpa pers setelah mendampingi Presiden Jokowi melakukan acara kenegaraan di Istana Qasr Al Watan Abu Dhabi.
Untuk itu, rencananya pada pekan depan, akan ditindaklanjuti dengan mengundang Gubernur Aceh dan tokoh-tokohnya untuk membahas lebih lanjut mengenai rencana kerja sama dengan UEA tersebut.
"Minggu depan akan undang Gubernur Aceh dan tokoh-tokoh untuk bicara ini karena mereka ada beberapa syarat. Alasannya Sheikh Hamid (adik Putra Mahkota UEA) untuk masuk ke Aceh karena jarak terbang dari Abu Dhabi hanya kira-kira 5 jam. Saya pikir ini satu langkah yang hebat," katanya.
Pewarta: M Ifdhal
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020