• Beranda
  • Berita
  • Presiden sebut Indonesia segera miliki aturan "Sovereign Wealth Fund"

Presiden sebut Indonesia segera miliki aturan "Sovereign Wealth Fund"

16 Januari 2020 15:41 WIB
Presiden sebut Indonesia segera miliki aturan "Sovereign Wealth Fund"
Presiden sebut Indonesia segera miliki aturan terkait Sovereign Wealth Fund (Antara/Bayu Prasetyo)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Indonesia akan segera memiliki aturan terkait "Sovereign Wealth Fund" (SWF) atau dana abadi untuk mewadahi lebih banyak investasi yang berpeluang masuk melalui instrumen dengan konsep tersebut.

“Yang menyangkut sektor keuangan kita nanti akan memiliki aturan mengenai Sovereign Wealth Fund, begitu nanti jadi keluar, saya tadi sudah bisik-bisik kepada Ketua OJK dan Pak Gubernur BI. Pak, hati-hati begitu aturan mengenai Sovereign Wealth Fund kita akan ada inflow mungkin minimal 20 miliar, bukan rupiah tetapi dolar AS,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya saat menghadiri acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2020 di Grand Ballroom, Hotel Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan saat ini sudah ada lembaga-lembaga yang tertarik untuk berinvestasi melalui instrumen SWF ke Indonesia.

Baca juga: UEA bantu Indonesia siapkan regulasi terkait "sovereign wealth fund"

Presiden masih enggan menyebut lembaga-lembaga yang dimaksud namun menurut dia peluang tersebut harus disambut.

“Tidak usah saya sebutkan lembaganya dan angin ini akan lebih besar lagi apabila pasal-pasal yang kita ajukan ke omnibus law nanti ini disetujui oleh DPR, akan memberikan sebuah pergerakan sehingga ekonomi kita akan tumbuh lebih baik,” katanya.

Pada kesempatan itu, ia menyampaikan bahwa sektor keuangan di Indonesia secara umum bergerak stabil.

Baca juga: Menkeu: Indonesia incar investasi "Sovereign Wealth Fund"

“Dan ini bagus karena negara-negara lain kan tadi sudah disampaikan baik oleh Bank Dunia, oleh IMF bahwa pertumbuhan ekonomi dunia ini akan turun di tahun 2020 ini. Tetapi sektor keuangan kita secara umum stabil,” katanya.

Kemudian penyaluran kredit meskipun ada tren penurunan tahun ini menjadi hanya sebesar 6,08 persen tetapi faktanya justru diisi oleh pinjaman offshore yang jumlahnya mencapai triliunan rupiah.

“Ini sebuah angka yang juga sangat besar sekali yang juga akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kita,” katanya.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020