Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencanangkan target pada 2020 untuk menambah kapasitas pembangkit listrik dari energi baru terbarukan (EBT) sebesar 1,5 GW demi menjaga keandalan..EBT pada 2020 akan ditambah 1,5 GW, agar lebih menjaga keandalan,
"EBT pada 2020 akan ditambah 1,5 GW, agar lebih menjaga keandalan," kata Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasojo di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat.
Saat ini PLN memiliki kapasitas tertinggi untuk pembangkit EBT berasal dari PLTA yaitu sebesar 4,7 GW. Total pembangkit energi terbarukan PLN yaitu berkapasitas total 7.761 MW.
PLN baru saja meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung terbesar di dunia yang berada di Cirata, Jawa Barat, dengan kapasitas 145 MW.
Investasi di pembangkit ini sekitar Rp1,8 triliun dan memecahkan rekor pembangkit bertenaga surya terbesar di ASEAN setelah PLTS di Filipina, Cadiz Solar Powerplant sebesar 132,5 MW.
Pada 2025, pemerintah menargetkan porsi EBT mencapai 23 persen. Tak hanya itu, porsi PLTS dari eksisting kapasitas listrik nasional baru sebesar 5 MW hingga saat ini.
Pemerintah sendiri melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang menggodok aturan baru terkait harga beli dari pembangkit listrik berbasis energi terbarukan (EBT) yang akan menggunakan skema feed in tariff untuk formula harga yang baru.
Aturan ini dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) yang saat ini diproses oleh Kementerian Sekretariat Negara (Kemensesneg).
Baca juga: Harga beli listrik EBT tengah digodok
Baca juga: Hilmi Panigoro optimistis EBT berkembang di bawah dirut baru PLN
Baca juga: Subsidi energi Rp98,57 triliun, LIPI sarankan beralih ke PLTS
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020