"Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi kurang lebih 2 menit 9 detik," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, Hendra Gunawan saat dihubungi dari Lumajang, Jumat.
Menurutnya erupsi Gunung Semeru menyemburkan kolom abu yang teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang yang condong ke arah timur laut.
"Erupsi Gunung Semeru disertai dengan gempa letusan yang tercatat sebanyak 17 kali dengan amplitudo10-23 mm selama 56-130 detik," tuturnya.
Baca juga: Pendakian di Gunung Semeru akan dibuka Januari 2020
Selain itu, lanjut dia, terekam gempa guguran sebanyak satu kali dengan amplitudo 3 mm yang berdurasi 75 detik, kemudian gempa embusan sebanyak enam kali dengan amplitudo 3-9 mm selama 10-105 detik, dan terekam adanya gempa tremor harmonik sebanyak satu kali dengan amplitudo 2 mm selama 122 detik.
"Berdasarkan pantauan secara meteorologi, cuaca cerah, berawan, dan mendung, kemudian angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara, timur, selatan, dan barat dengan suhu udara 22-29 derajat celcius," katanya.
Hendra mengatakan erupsi seperti itu di Gunung Semeru sering terjadi karena menandakan gunung api tersebut masih aktif dan dampaknya hanya disekitar puncak gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl itu, sehingga tidak ada peningkatan aktivitas.
"Tingkat aktivitas Gunung Semeru masih pada level II atau waspada, sehingga masyarakat dan pendaki tidak boleh melakukan aktivitas di dalam radius 1 kilometer dan wilayah sejauh 4 kilometer di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan Jonggring Seloko sebagai alur luncuran awan panas," ujarnya.
Baca juga: BB-TNBTS segera inventarisasi dampak kebakaran hutan di Gunung Semeru
Ia menjelaskan PVMBG merekomendasikan agar masyarakat dan pendaki mewaspadai gugurnya kubah lava di Kawah Jongring Seloko yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru.
Sementara Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, M. Wawan Hadi Siswoyo mengatakan pihaknya sudah mendapat informasi dari pos pengamatan gunung api Semeru di Gunung Sawur Lumajang terkait dengan erupsi Gunung Semeru.
"Masyarakat di lereng Gunung Semeru sudah terbiasa dengan aktivitas gunung api tersebut, termasuk erupsi. Kendati demikian, kami tetap memberikan imbauan kepada masyarakat untuk mematuhi rekomendasi PVMBG," katanya.
Baca juga: Tim petugas dan relawan cek jalur pendakian Gunung Semeru
Baca juga: Luas hutan yang terbakar di Gunung Semeru capai 198 hektare
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020