Presiden Joko Widodo menegaskan arahan kepada pemerintah daerah dan kementerian terkait untuk melakukan pengelolaan aliran air dari hulu hingga hilir harus terpadu untuk mencegah banjir."Penanganan ini dari hulu sampai hilir harus satu garis, tidak bisa kerja sendiri-sendiri," kata Presiden saat diskusi bersama media di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat.
"Penanganan ini dari hulu sampai hilir harus satu garis, tidak bisa kerja sendiri-sendiri," kata Presiden saat diskusi bersama media di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat.
Menurut Presiden, terdapat tiga kawasan yang harus dilakukan penanganan yakni bagian hulu, bagian tengah, serta bagian hilir.
Untuk kawasan di bagian hulu, Presiden menegaskan perlunya dibangun bendungan dan rehabilitasi hutan.
Baca juga: Presiden minta penanganan di hulu atasi banjir
Pemerintah pusat tengah membangun dua bendungan di Kabupaten Bogor yang rencananya selesai tahun ini, yakni Bendungan Sukamahi dan Bendungan Ciawi.
Sementara, penghijauan lahan kembali dengan penanaman tumbuhan penting untuk peresapan air dan mengurangi laju air ke kawasan lebih rendah.
Selain itu di bagian tengah, pelebaran badan sungai juga perlu dilakukan.
Jokowi tidak mempersoalkan konsep pelebaran sungai, baik normalisasi maupun naturalisasi, asal semuanya dikerjakan dengan baik.
Baca juga: Presiden minta seluruh jajaran turun ke lapangan atasi banjir
Kemudian untuk daerah hilir, Presiden meminta waduk untuk terus dirawat, bahkan ditambah.
Pompa-pompa penyedot air di beberapa waduk juga perlu diperbanyak.
"Pembangunan ini bertahap, tapi harus segera dilakukan. Dulu dibangun kanal banjir barat, lalu kanal banjir timur, normalisasi Kali Ciliwung, Pesanggrahan, silakan. Yang paling penting segera dikerjakan di lapangan, kalau saya prinsip itu saja," demikian Presiden.
Baca juga: Tiga perintah Presiden Jokowi untuk atasi banjir di Jabodetabek
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020
