Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan solusi penanganan banjir dan longsor, terutama di kawasan Bogor dan Puncak, jangan sampai menimbulkan permasalahan sosial ikutan.Kami sudah coba datangkan sejumlah pakar, sudah berkonsultasi dengan beberapa pihak,
"Kita cari solusi yang tidak menimbulkan permasalahan sosial ikutan, misalnya masyarakat kehilangan pekerjaan," kata Doni di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusumah setelah meninjau kawasan terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Bogor, Sabtu.
Doni menambahkan ada ribuan titik yang longsoran tanah sudah sangat masif, bahkan seperti es krim yang meleleh. Dari hasil pemantauan, di bagian hulu ditemukan ratusan bangunan, termasuk tenda-tenda milik penambang ilegal.
Baca juga: BNPB imbau warga Bogor tak menanam tanaman semusim di lereng
Menurut Doni, Presiden Joko Widodo telah memerintah BNPB dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk melakukan reforestasi dan revitalisasi daerah aliran sungai yang telah mengalami alih fungsi lahan terutama akibat pertanian dan permukiman.
"Kami sudah coba datangkan sejumlah pakar, sudah berkonsultasi dengan beberapa pihak. Ada pakar dari Institut Pertanian Bogor yang mungkin bisa memberikan masukan dan pemetaan daerah mana saja yang bisa ditanami tanaman yang memiliki fungsi ekonomis dan ekologis," terangnya.
Doni mengatakan beberapa jenis pohon diketahui memiliki fungsi ekonomis maupun ekologis, misalnya durian atau alpukat.
Baca juga: BNPB siagakan helikopter di Sukajaya Bogor
Doni meninjau kawasan terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Bogor menggunakan helikopter yang berangkat dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah pada Sabtu pagi pukul 08.00 WIB.
Doni meninjau kawasan tersebut bersama Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Polisi Gatot Eddy Pramono, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wiratno, dan Bupati Bogor Ade Yasin.
Baca juga: Pemda harus tegas ungsikan warga di sepanjang DAS, pinta BNPB
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2020