• Beranda
  • Berita
  • Gagasan peduli uang logam mendapat apresiasi di Jatim

Gagasan peduli uang logam mendapat apresiasi di Jatim

19 Januari 2020 18:48 WIB
Gagasan peduli uang logam mendapat apresiasi di Jatim
Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak saat menghadiri acara Gerakan Peduli Koin Rupiah di halaman Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jatim di Surabaya, Minggu (19/01/2020). (ANTARA Jatim/Humas Pemprov Jatim/FA)

uang logam maupun kertas berapapun nilainya harus dimanfaatkan dan berdampak besar kepada ekonomi di daerah

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengapresiasi gagasan peduli uang logam yang dikenalkan oleh Bank Indonesia (BI) provinsi setempat.

"Saya juga ingin mengingatkan bahwa uang logam maupun kertas berapapun nilainya harus dimanfaatkan dan berdampak besar kepada ekonomi di daerah," ujar Emil saat menghadiri acara Gerakan Peduli Koin Rupiah di halaman Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jatim di Surabaya, Minggu.

Gagasan peduli uang logam tidak lepas dari menurunnya kepedulian masyarakat dan kerap dilupakan masyarakat karena fungsinya yang sangat kecil.

Baca juga: BI: Uang logam Rp500-Rp1.000 layak edar


"Bayangkan, jumlah penduduk di Jatim 40 juta jiwa. Jika setiap minggunya menyisihkan uang logam Rp500 maka ditotal mencapai Rp20 miliar dan bisa dikontribusikan bagi pembangunan," ucapnya.

Mantan Bupati Trenggalek tersebut juga berharap kegiatan itu memberikan kesadaran sekaligus mendidik madyarakat untuk lebih peduli terhadap uang logam.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur Difi A Johansyah menyebut peredaran uang logam di wilayah setempat sangat minim dan sering terlupakan karena nilainya yang kecil, padahal jika dikumpulkan akan memiliki nilai dan manfaat besar.

"Kecenderungannya masyarakat saat ini lebih suka menyimpan uang logam di rumah, sehingga tidak berputar di masyarakat ataupun kembali ke Bank Indonesia. Padahal, kebutuhan terhadap uang logam cukup besar," katanya.

Baca juga: BI imbau perbankan terima setoran uang logam


BI Jatim mencatat, sepanjang tahun 2017 hingga 2019, hanya 1,74 persen dari uang logam yang telah diedarkan kembali ke KPw BI Jatim.

Outflow uang logam yang keluar dari KPw BI Jatim tercatat sebesar Rp125,506 miliar, namun inflow-nya hanya sebesar Rp2,189 miliar.

"Kegiatan ini bisa mengedukasi masyarakat untuk lebih memanfaatkan uang logam dengan cara menukarkannya kepada uang kertas yang memiliki nilai lebih besar," katanya.

Baca juga: Rp600 miliar uang lusuh dimusnahkan

 

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020