Pengungsi korban banjir Lebak mulai berkurang

19 Januari 2020 20:44 WIB
Pengungsi korban banjir Lebak mulai berkurang
Warga pengungsi korban bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak, Banten, hingga hari ke-19 berkurang dari 5.000 jiwa kini menjadi  2.105 jiwa tersebar di  Dodiklatpur, Ciuyah, Gedung PGRI Kecamatan Sajira dan Gedung GOR Futsal Lebak Gedong.
Warga pengungsi korban bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak, Banten, hingga hari ke-19 mulai berkurang dari 5.000 jiwa kini menjadi 2.105 jiwa yang tersebar di Dodiklatpur, Ciuyah, Gedung PGRI Kecamatan Sajira dan Gedung GOR Futsal Lebak Gedong.

"Semua warga pengungsi korban banjir bandang dan longsor dalam kondisi baik," kata Bupati Lebak Iti Oktavia Jayabaya di Lebak, Ahad.

Bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak termasuk bencana terbesar sepanjang 10 tahun terakhir hingga menimbulkan korban jiwa sebanyak sembilan orang dan dua orang di antaranya belum ditemukan.

Selain itu juga mengakibatkan ribuan rumah warga mengalami rusak berat, ringan dan sedang juga 19 gedung sekolah rusak, 29 jembatan rusak berat dan 18 pesantren rusak berat.

Baca juga: Pramuka bersihkan puing pascabanjir Lebak

Baca juga: Warga Lebak gunakan perahu karet pascabencana banjir

Baca juga: Pemkab Lebak sediakan huntara bagi warga korban banjir


Kerugian material akibat banjir bandang dan longsor mencapai puluhan miliaran rupiah.

Karena itu, pemerintah daerah memperpanjang masa tanggap darurat yang berakhir 14 Januari 2020 menjadi 28 Januari 2020 dengan alasan masih banyak warga korban bencana banjir dan longsor tinggal di pengungsian.

"Kami mengutamakan warga yang tinggal di pengungsian itu terpenuhi kebutuhan makan sehari-hari juga mendapat pengobatan," katanya menjelaskan.

Menurut dia, bencana banjir dan longsor yang terjadi 1 Januari 2020 itu hingga kini masih terdapat satu desa terisolir, yakni warga yang tinggal di Gunung Julang Desa Lebak Situ.

Untuk memasuki desa tersebut, kata bupati, tidak bisa dilintasi angkutan darat karena jembatan putus dan jalan penuh lumpur serta rawan longsor.

Pihaknya menyalurkan logistik ke desa itu melalui jalur udara dan berjalan kaki dengan menempuh jarak sekitar tiga kilometer.

Namun demikian, pendistribusian untuk warga yang tinggal di daerah terisolir terpenuhi melalui Posko Kampung Muhara dan Lebak Sangka.

"Kami mendistribusikan logistik ke wilayah itu ke wilayah posko terdekat yakni di Kampung Muhara dan Lebak Sangka," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Siti Khodijah, warga Desa Calungbungur Kecamatan Sajira mengaku bahwa anggota keluarganya hingga kini terpaksa tinggal di pengungsian di Posko Gedung PGRI Kecamatan Sajira.

Sebab, dirinya belum bisa kembali ke rumah karena bangunan rumah dan seluruh isi perabotan hanyut diterjang banjir bandang dan longsor.

"Kami bertahan hidup kini di pengungsian sambil menunggu bantuan pembangunan hunian tetap atau huntap yang dibangun pemerintah," katanya.*

Baca juga: Pemkab Lebak verifikasi korban banjir bandang

Baca juga: Pemprov Babel - PT Timah bangun pesantren hancur diterjang banjir

Baca juga: Dinas : Warga korban banjir belum ditemukan kerawanan pangan

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020