• Beranda
  • Berita
  • Interpretasi Dior atas feminisme dan dewi-dewi Yunani

Interpretasi Dior atas feminisme dan dewi-dewi Yunani

21 Januari 2020 19:14 WIB
Interpretasi Dior atas feminisme dan dewi-dewi Yunani
Tangkapan layar koleksi terbaru Dior hasil kolaborasi dengan feminis asal Amerika, Judy Chicago. (Dior.com)
Baru-baru ini Direktur Kreatif Dior Maria Grazia Chiuri, pamerkan koleksi busana terbaru hasil kolaborasi dengan seniman feminis asal Amerika Judy Chicago.

Koleksi busana yang menunjukkan pemberdayaan perempuan ini tetap banyak menunjukkan ciri khas Dior seperti rok bervolume dengan pinggang tinggi.

Namun Chiuri membawa perspektif yang sangat modern ke dalam pagelaran busana ini, tidak hanya sekedar sebagai feminis namun juga melihat sisi ekonomi seperti penjualan.

"Jadi ini seperti memiliki galeri seni yang dipamerkan oleh model berjalan," kata Chiuri seperti dikutip dari The Guardian, Selasa.

Baca juga: Jiwa polos anak-anak jadi inspirasi Gucci

Baca juga: Mirip tempat peluru, gelang kaki Gucci dikecam warganet
 
Tangkapan layar koleksi terbaru Dior hasil kolaborasi dengan feminis asal Amerika, Judy Chicago. (Dior.com)


Bila koleksi Dior sebelumnya menampilkan slogan feminis pada kaos dan tato bergambar kutipan surealis, pada koleksi kali ini Chiuri menampilkan sisi feminin dan elegan para dewi Yunani.

Gaun sutera dengan draperi di bagian atas tubuh, ikat pinggang tebal dengan detil lipit, hingga rok lipit dengan nuansa metalik yang terinspirasi dari cahaya matahari.

Sejak masih bekerja untuk Valentino, Chiuri memiliki mata yang tajam untuk aksesori yang mampu menunjang rancangannya. Pada koleksi ini dia menunjang setiap penampilan dengan ikat kepala emas dan anting-anting mutiara seperti gambaran seorang dewi.
Tangkapan layar koleksi terbaru Dior hasil kolaborasi dengan feminis asal Amerika, Judy Chicago. (Dior.com)


Tetapi hampir setiap tampilan tampaknya diperuntukkan untuk perempuan dengan bentuk tubuh yang tinggi dan sangat ramping, sehingga bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut acara tersebut.

Pagelaran busana ini dinilai seharusnya mengagungkan feminisme, namun jadi tidak ada artinya ketika itu hanya mengemas ulang nilai patriarki pada wanita yaitu perempuan muda, serta kecantikan fisik yang terlihat bagus dalam swafoto.

Namun di belakang panggung sebelum pertunjukan, Chiuri mengaku tidak memiliki sanggahan atas pernyataan tersebut.

"Saya pikir jika wanita menguasai dunia, makna kekuasaan akan sangat berbeda. Arti feminisme - dan ini ada pada pria dan juga wanita - adalah untuk menjaga orang lain, bukan hanya dirimu sendiri. Saya pikir, tapi saya tidak tahu. Saya hanya seorang perancang busana."

Baca juga: Dituduh perampasan kebudayaan, Dior tarik iklan parfum Johnny Depp

Baca juga: Jalan-jalan di Malibu, Kim Kardhasian pakai tas Dior Rp497 juta

Baca juga: Dua pentolan Gucci mundur dari jabatan

Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020