"Penghargaan ini merupakan bagian evaluasi dari program pengabdian masyarakat (pengmas) DRPM UI yang dijalankan oleh dosen dan mahasiswa Prodi Vokasi Humas bertajuk 'Saring Sebelum Sharing' dan 'Kampung Digital' di sembilan kota, dengan jumlah seluruh peserta pengmas mencapai 1.000 peserta selama periode 2018," kata Ketua Prodi Vokasi Humas UI, Devie Rahmawati di kampus Vokasi UI Depok, Selasa.
Devie mengatakan dua program pengmas ini dimaksudkan untuk membangun kesadaran tentang literasi digital di dua kalangan yaitu kalangan senior (digital immigrants) untuk Saring Sebelum Sharing dan kalangan millenial (Digital Natives) melalui ‘Kampung Digital’.
"Setelah melakukan kegiatan diseminasi dampak dari ketidakmampuan mengenali, memahami dan menghindari dampak dari misinformasi, disinformasi dan hoaks, maka seluruh peserta dievaluasi dan ditantang untuk menunjukkan bahwa mereka telah memiliki pengetahuan dan motivasi yang kuat untuk tidak terseret pada pusaran berita bohong yang dapat merusak hubungan sosial dan tatanan bernegara," kata Devie yang juga Pengabdi Utama Dua Program Pengmas, DRPM UI.
Baca juga: Peneliti Vokasi UI presentasikan karakter konsumsi media di masyarakat
Baca juga: Tingkatkan SDM, UI-BPJAMSOSTEK jalin pelatihan vokasi dan sertifikasi
Baca juga: Penyebaran pemikiran radikal disumbang lemahnya media dan pendidikan
Devie berharap program ini dapat terus dilanjutkan di masa datang, untuk memastikan bahwa masyarakat nusantara dapat memiliki kompetensi literasi digital yang memadai. Kompetensi ditandai bukan hanya memiliki pengetahuan tentang dampak dari hoaks, tetapi juga memiliki ketrampilan untuk dapat menanganinya bahkan melakukan pencegahan.
Peraih Australian Awards 2019 lebih lanjut mengatakan yang terpenting orang yang kompeten juga memiliki sikap dan nilai-nilai yang teguh untuk memastikan bahwa mereka akan terus menjadi Pejuang Nusantara, Pejuang Anti Hoaks.
Sementara itu Pramulia Ketua HM Vokasi Humas UI Danurifqi mengatakan pihaknya mendorong para peserta untuk mengirimkan aksi nyata mereka memerangi penyebaran berita bohong yang dilakukan di berbagai saluran komunikasi di media sosial.
Mereka diminta mendokumentasikan hasil tangkapan (screenshoots) aksi mereka yang berani menegasi berita bohong yang beredar di medsos dan mengumpulkan berita-berita sebenarnya untuk di post kembali di medsos mereka.
Wakil Ketua HM Vokasi Humas UI Haniifa Noor Maulida mengatakan para peserta pengmas yang berasal dari dua generasi ini, masing-masing diberikan penghargaan Digital Avenger untuk para senior di Aceh, Palu, Medan, Riau, Yogya, Bali. Sedangkan Digital Heroes diberikan kepada Generasi Millennial yang berada di Bogor, Depok, Jakarta.
Adapun para peraih Digital Heroes, Juara 1 atas nama Arsyalia Witri Adinda dari SMAN 2 Cibinong, Juara 2 Ghitsna Syifa Utami dari SMAN 35 Jakarta dan
Juara 3 Siti Roh Haeni dari SMKN 32 Jakarta. Peraih Digital Avengers, Juara 1 Fajar Azzuhairy Mahmuda dari Sumatera Utara, Juara 2 Adi Jondri Putra dari Riau, Juara 3 Munawir Syarif dari Banda Aceh dan Harapan 1 Yoga Dwisatya dari Palu.*
Baca juga: Kaum muda diajak Program Vokasi UI kembangkan industri kreatif digital
Baca juga: Pengembangan desa wisata perlu peran humas
Baca juga: Vokasi UI canangkan 'Furoshiki' pengganti kantong plastik
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020