• Beranda
  • Berita
  • Meski dibuka jatuh, rupiah berada dalam tren penguatan

Meski dibuka jatuh, rupiah berada dalam tren penguatan

22 Januari 2020 10:34 WIB
Meski dibuka jatuh, rupiah berada dalam tren penguatan
Pegawai bank menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/pri. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)

Nilai tukar rupiah masih berada dalam tren penguatan, pelemahan rupiah pada pagi ini merupakan faktor teknikal

Pergerakan nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi melemah terhadap dolar AS karena faktor teknikal.

Terpantau pada Rabu pagi ini, nilai tukar (kurs) bergerak melemah sebesar 27 poin atau 0,20 persen menjadi Rp13.685 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp13.658 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah masih berada dalam tren penguatan, pelemahan rupiah pada pagi ini merupakan faktor teknikal," ujar Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Sri Mulyani: Sistem keuangan RI terkendali meski global bergejolak

Menurut dia, masih cukup ruang bagi rupiah kembali ke area positif menyusul sentimen dari dalam negeri yang cukup kondusif, mulai dari menurunnya defisit neraca perdagangan hingga pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini yang bakal lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

"Defisit neraca kita cenderung menurun, inflasi terjaga, stabilitas keuangan juga relatif kondusif, itu yang bakal menopang rupiah," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, potensi bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan juga cukup terbuka, diharapkan menambah dorongan bagi pertumbuhan ekonomi nasional ke depannya.

Baca juga: IHSG menguat tipis, investor menunggu kebijakan BI soal suku bunga

Sementara sentimen eksternal, menurut dia, juga cukup stabil terutama meredanya tensi perang dagang AS-China. Kondisi itu menambah harapan positif bagi perbaikan kinerja ekspor nasional.

"Sementara sentimen perang AS-Iran masih cukup bervariasi, pelaku pasar cenderung fokus pada sentimen dalam negeri dan perang dagang yang mulai kondusif," katanya.

Kepala Riset Monex Investindo Future Ariston Tjendra mengatakan sebagian pelaku pasar uang juga sedang mencermati sidang pemakzulan Presiden AS Donald Trump yang berlangsung

"Sidang pemakzulan Trump yang menuduh penggunaan kekuasaan secara berlebihan oleh Presiden AS ini, dijadwalkan berlangsung selama enam hari kerja, dan bila tidak mencapai kesepakatan, akan diselesaikan dengan voting. Perkembangan dan hasil sidang dapat mempengaruhi pergerakan dolar AS dan berimbas pada mata nilai tukar mata uang dan komoditas lain," katanya.

Baca juga: Yen menguat dan yuan melemah, dipicu kekhawatiran virus korona

Baca juga: Yuan jatuh 247 basis poin, tembus angka 6,8 terhadap dolar AS

Baca juga: Dolar diperdagangkan pada kisaran paruh atas 109 yen di Tokyo

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020