PT Persero Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatat realisasi kredit tahun 2019 mencapai Rp556,7 triliun atau tumbuh 8,6 persen dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp512,7 triliun meski kondisi perekonomian global diwarnai ketidakpastian.Kami juga menyalurkan kredit korporasi yang tumbuh 9,8 persen ke sektor manufaktur serta listrik, gas dan air
"Di tengah kondisi perekonomian yang menantang, mesin bisnis BNI masih tetap tangguh sepanjang 2019," kata Direktur Keuangan BNI Ario Bimo dalam Analyst Meeting 2019 di Jakarta, Rabu.
Baca juga: BNI akan evaluasi pangkas suku bunga kredit sesuai arahan Presiden
Menurut dia, realisasi kredit itu didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai Rp614,3 triliun atau naik 6,1 persen jika dibandingkan tahun 2018 mencapai Rp578,7 triliun.
Ario menambahkan kredit dari bank BUMN itu diserap segmen kredit kecil yang tumbuh 14,2 persen mencapai Rp75,4 triliun dari sebelumnya Rp66 triliun.
Selain itu, kredit juga diserap untuk kredit usaha rakyat (KUR) yang mencapai Rp17,7 triliun atau melampaui target Rp16 triliun yang banyak diserap sektor produksi mencapai sekitar 55,1 persen.
Rinciannya, kredit segmen mikro mencapai Rp1,9 triliun yang diserap sekitar 2.000 UMKM baru.
Baca juga: Saldo dibobol, BNI Kendari buka layanan khusus korban "skimming"
Sedangkan, segmen kecil sebesar Rp15,5 triliun yang diserap sekitar 68 ribu UMKM dan kredit yang diserap sekitar 9.200 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebesar Rp310 miliar.
Tahun 2020, KUR BNI ditarget mencapai Rp22 triliun.
Bank pelat merah itu juga menyalurkan pembiayaan ke segmen kredit konsumer sebesar Rp85,8 triliun atau naik 7,7 persen dibandingkan tahun 2018.
Dari jumlah itu, 51,4 persen atau Rp44 triliun total kredit konsumer diserap kredit pemilikan rumah (KPR).
"Kami juga menyalurkan kredit korporasi yang tumbuh 9,8 persen ke sektor manufaktur serta listrik, gas, dan air. Pinjaman infrastruktur masih menjadi prioritas dalam segmen bisnis korporasi ini," imbuh Ario.
Baca juga: BNI Syariah fasilitasi pengelolaan keuangan untuk muslimin hijrah
Dengan pertumbuhan kredit itu, BNI mencatatkan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar Rp36,6 triliun atau naik 3,3 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp35,4 triliun.
Pendapatan nonbunga (FBI) juga tumbuh 18,1 triliun mencapai Rp11,3 triliun dibandingkan tahun 2018 mencapai Rp9,6 triliun.
Dengan pendapatan bunga bersih dan nonbunga itu, BNI mencatat kenaikan laba bersih sebesar 2,5 persen mencapai Rp15,3 triliun dibandingkan tahun 2018 mencapa Rp15 triliun.
Sementara itu, total aset BNI mencapai Rp845,6 triliun atau tumbuh 4,6 persen dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp808,5 triliun.
Baca juga: Traveloka gandeng BNI perluas akses PayLater
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020