"Banyak tantangan yang harus aku lakuin, ya. Mulai dari dialek, kita dituntut untuk bukan cuma dialek tapi juga bisa Bahasa Jawa sedikit-sedikit," kata Tissa saat ditemui di sela-sela peluncuran trailer dan poster film itu di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Tujuh film horor Indonesia yang banyak dibicarakan sepanjang 2019
Selain itu, untuk memerankan karakter Nur yang diceritakan sempat dirasuki roh seorang penari, Tissa juga harus belajar menari tradisional, walaupun ia tidak memiliki dasar sebagai seorang penari.
Gadis kelahiran tahun 2002 itu juga harus menjalani pelatihan menari selama satu pekan sebelum proses syuting dimulai. Ia mengaku cukup kaku dan kesulitan.
"Nur, yang berat banget ada adegan menari, dan aku basic nari belum punya. Pas hari pertama (pelatihan), aku sangat kaku karena enggak ada basic di sana. Workshop sekitar seminggu dan mepet sama syuting," ujar Tissa.
Baca juga: Tissa Biani bangga satu film dengan Christine Hakim
Meski demikian, ia berharap perjuangannya dapat berbanding lurus dengan penampilannya di film itu dan memuaskan penonton serta pembaca utas dan buku "KKN: Di Desa Penari" itu.
"Semoga di filmnya aku bisa memberikan 'nyawa' di sana, dan memuaskan ekspektasi penonton dan pembacanya," ujar Tissa.
Film "KKN: Di Desa Penari" diangkat dari sebuah cerita yang dibuat oleh Simpleman, yang sempat viral pada 2019.
Kisah berawal dari kunjungan sekelompok mahasiswa yang berkunjung ke sebuah desa untuk melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata).
Perjalanan yang awalnya terasa biasa-biasa saja ini ternyata berubah menjadi pengalaman yang menyeramkan dan membuat trauma untuk mereka.
Film yang disutradarai oleh Awi Suryadi dan diproduseri oleh Manoj Punjabi ini dijadwalkan tayang di bioskop pada 19 Maret.
Baca juga: Film "KKN: Di Desa Penari" rilis cuplikan dan poster
Baca juga: MD Pictures akan buat sembilan film cerita horor SimpleMan
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020