• Beranda
  • Berita
  • Proyek pembangkit listrik 35.000 MW langkah positif bangun negara

Proyek pembangkit listrik 35.000 MW langkah positif bangun negara

22 Januari 2020 18:52 WIB
Proyek pembangkit listrik 35.000 MW langkah positif bangun negara
Pembangkit Listrik Kerakyatan Tri Mumpuni (kedua kanan), Peneliti Tambang dan Energi Auriga Iqbal Damanik (kiri), Direktur Srikandi Lestari Sumatera Utara Mimi Surbakti (kedua kiri) dan Principal Brown Brothers Energy and Environment (B2E2) David Brown dalam diskusi mengenai Analisis Kebutuhan Energi di Sumatra Utara dan dampak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru di Jakarta, Rabu (22/1/2020). (ANTARA/ Zubi Mahrofi)
Pegiat pembangkit listrik kerakyatan Tri Mumpuni menilai bahwa langkah pemerintah yang gencar melakukan pembangunan proyek pembangkit listrik 35.000 Mega Watt (MW) merupakan salah satu langkah positif dalam membangun negara.

"Kita punya langkah yang baik untuk membangun negeri ini," ujar Tri Mumpuni pada diskusi bertajuk analisis kebutuhan energi dan dampak PLTA di Batang Toru, di Jakarta, Rabu.

Ia menambahkan pemerintah juga fokus pada pembangunan pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), salah satunya PLTA Batang Toru di Tapanuli Selatan Sumatera Utara sebagai wujud implementasi Indonesia mengembangkan energi hijau.

"Saya senang pembangkit listrik yang sustainable, environmentally friendly, dan polutant free. Mikrohidro dan minihidro, run off type adalah jawabannya, sebab Indonesia memiliki banyak sungai," katanya.

Maka itu, lanjut dia, Indonesia yang memiliki banyak sungai harus dijaga dengan "catchment area" yang benar agar debit airnya terus mengalir seperti yang sudah direncanakan.

"Hutan menjadi syarat mutlak agar pembangkit bisa beroperasi dengan baik," katanya.

Ia meminta agar pemerintah harus lebih mensosialisasikan lagi dalam setiap pembangunan proyek agar tidak bersinggungan dengan lingkungan.

"Bangsa yang beradab adalah bangsa yang bisa bekerjasama tidak menutupi dan saling mengungkapkan kelebihan dan kekurangan serta solusinya," ucapnya.

Secara terpisah, Direktur PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) Firman Taufick mengatakan bahwa pembangunan PLTA Run-of-River (ROR) Batang Toru sudah diteliti sejak 28 tahun yang lalu, dan tapak proyek sudah diteliti sejak tahun 2008.

Ia menyampaikan PLTA ROR Batang Toru adalah proyek pemerintah, bagian dari rencana 35.000 MW pembangkit listrik dan bagian dari komitmen pemerintah Indonesia terhadap Paris Agreement.

"PLTA ROR ini juga bagian dari proyek pemerintah Indonesia untuk meningkatkan enerji terbarukan dari 12 persen menjadi 23% persen pada tahun 2025.

PT NSHE merupakan Independent Power Producer, yang membangun
dan mengelola PLTA Batang Toru. PLN merupakan salah satu pemegang saham PT NSHE.

PLTA Run-off-River adalah PLTA yang memanfaatkan arus sungai secara harian untuk memutar turbin, tidak memerlukan reservoir besar. PLTA ROR Batang Toru, memerlukan kolam tampung harian untuk head race, seluas 90 Ha, dengan muka luas sungai awalnya 24 Ha, dan tambahan genangan seluas 66 Ha.
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2020