Kepala Sub Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan di Yogyakarta, Rabu, mengatakan RSUP Dr Sardjito telah menyiapkan sebanyak lebih dari 200 petugas khusus untuk menangani pasien terjangkit virus berbahaya, termasuk corona.
Seluruh karyawan, petugas medis, hingga direksi rumah sakit itu juga telah mengikuti pelatihan dan simulasi pada pertengahan Januari 2020.
Baca juga: Kemenkes siap cegah kemungkinan penyebaran Corona di Indonesia
"Sebelum kasus ini muncul (RSUP) Sardjito sudah mengantisipasi itu. Sehingga kita melakukan simulasi supaya jika betul ditemukan kasus, kita sudah siap," kata Banu.
Melalui simulasi, kata dia, seluruh petugas di ruang isolasi dipastikan mampu memproteksi diri terhadap penularan virus atau berbagai penyakit yang ditularkan melalui udara (airborne disease).
Mereka harus bisa menggunakan alat pelindung diri (APD) mulai dari masker, pakaian pelindung, penutup kepala, hingga pelindung mata serta bagaimana cara menyentuh pasien terpapar virus berbahaya.
Banu mengatakan selain kesiapan sumber daya manusia (SDM), rumah sakit itu juga telah memiliki peralatan berteknologi canggih serta 87 ruang isolasi khusus pasien suspect maupun positif terjangkit virus.
Ruangan isolasi itu, kata Banu, menggunakan tekanan udara negatif sehingga mencegah penyakit di ruang isolasi itu ke luar ruangan atau menyebar melalui udara.
"Dari 87 ruang isolasi itu ada satu ruangan yang memang untuk (pasien) infeksius. Yang lainnya terpencar di bangsal yang ada di ring satu, ring dua, dan ring tiga," kata dia.
Baca juga: Korea Utara sementara larang turis asing masuk karena virus corona
Direktur Utama RSUP Dr Sardjito Dr. dr. Darwito mengatakan kesiapan menghadapi berbagai penyakit yang ditularkan melalui udara telah dimiliki rumah sakit yang dipimpinnya secara menyeluruh.
Mengingat Yogyakarta merupakan kota wisata, menurut Darwito, pihaknya juga berkoordinasi dengan bandara sebagai pintu masuk wisatawan dari berbagai negara yang memungkinkan membawa masuk virus korona. "Misalnya terjadi itu, di bandara sudah kita siapkan ambulans (khusus)," kata dia.
Reputasi RSUP Dr Sardjito dalam menangani kasus virus berbahaya telah dibuktikan dalam penanganan kasus wabah SARS pada 2013. Dengan pengalaman itu, tim medis telah mengetahui alur penanganan kasus serupa.
Kepala Pelayanan Medis IGD RSUP Dr Sardjito Andreas Dewanto mengatakan sebagai salah satu rumah sakit rujukan di Indonesia, RSUP Dr Sardjito telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan DIY, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas IV Yogyakarta guna mencegah datangnya virus dari luar negeri.
"Tapi kami siap menerima pasien yang dirujuk maupun tidak (datang sendiri)," kata dia.
Ia juga menyarankan bagi masyarakat yang ingin bepergian ke luar negeri, khususnya ke China agar ditunda untuk sementara waktu guna mencegah potensi penularan virus corona.
"Untuk keputusan pribadi, individu ingin menunda keberangkatan itu kembali ke masing-masing. Sebenarnya kalau tidak terlalu urgen sekali, kalau sekadar piknik bisa ditunda," kata Andreas.
Baca juga: KKP perketat pemeriksaan kesehatan di pelabuhan antisipasi corona
Baca juga: Kemenkes imbau pelancong ke Korea dan Jepang waspada nCov
Baca juga: Dinkes : Suspect pneumonia belum ditemukan di Sumut
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020