"Kami sudah bekerja sama dengan Karantina Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk mengantisipasi masuknya Virus Corona tersebut ke wilayah Nusa Tenggara Timur, khususnya melalui Bandara El Tari Kupang," kata Kepala Humas AP I Bandara El Tari Kupang Dadang Jaka Ruliawan kepada Antara di Kupang, Kamis.
Hal ini disampaikan berkaitan dengan kesiapan dari Bandara El Tari Kupang mengantisipasi penyebaran Virus Corona mengingat bandara tersebut memunyai rute penerbangan internasional yang berlangsung tiga kali dalam sepekan.
Sebenarnya, kata dia, alat pendeteksi suhu tubuh itu sudah ada sejak dua tahun terakhir, yang fungsinya mencegah masuknya berbagai macam virus ke Ibu Kota Provinsi NTT itu.
"Alat ini sebenarnya sudah ada dan terpasang di bandara ini sejak dua tahun terakhir, untuk mencegah siapapun yang masuk ke Kota Kupang dalam keadaan sakit, yang terbaca melalui alat itu," ujar dia.
Sementara itu staf pengoperasi alat pembaca suhu tubuh dari KKP Pius Ritan yang ditemui di Bandara El Tari Kupang saat sedang mengoperasikan alat tersebut mengaku alat pembaca suhu tubuh itu akan bisa membaca siapa saja yang masuk melalui bandara ini, khususnya melalui terminal kedatangan internasional.
"Jadi alat ini saat ada yang masuk pasti langsung terbaca suhu tubuhnya. Normalnya suhu tubuh seseorang itu berkisar dari 36 sampai 37,5 derajat Celsius. Tetapi jika lebih dari itu pasti akan langsung ditahan dan dikarantina," tutur dia.
Ia menjelaskan, biasanya saat ada yang datang, jika suhu tubuhnya mencapai lebih dari 37.5 derajat Celsius akan terlihat warna merah di dahi penumpang pesawat yang datang.
Baca juga: Pemprov Bali imbau industri pariwisata tak resah terkait virus corona
Sampai sejauh ini setelah diimbau oleh WHO untuk siaga darurat, belum ditemukan orang atau penumpang dari luar negeri yang membawa masuk virus itu ke wilayah kota Kupang.
Baca juga: Bandara Palembang pasang pemindai suhu, cegah Virus Corona
Namun, kata dia, pihaknya tetap waspada mengingat virus tersebut sangatlah berbahaya, karena bisa menular dengan gampang ke sesama manusia.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020