• Beranda
  • Berita
  • Ali Jaber jadi WNI, pengamat ingatkan pendakwah jangan baper

Ali Jaber jadi WNI, pengamat ingatkan pendakwah jangan baper

23 Januari 2020 19:24 WIB
Ali Jaber jadi WNI, pengamat ingatkan pendakwah jangan baper
Syekh Ali Jaber memamerkan paspornya. (Istimewa)
Pengamat media sosial dari Komunikonten Hariqo Wibawa Satria menyambut baik Syekh Ali Jaber yang kini resmi memiliki paspor hijau Indonesia dan mengingatkan siapapun pendakwah jangan mudah terbawa perasaan (baper).

"Memang sudah semestinya penceramah harus baper atau bawa perasaan ketika menyampaikan dakwah dan tidak boleh baper jika dikritik masyarakat atau diingatkan oleh ulama sepuh dan senior," kata Hariqo saat dihubungi dari Jakarta, Kamis.

Adapun kabar Ali Jaber resmi menjadi WNI tersiar melalui media sosial instagram resminya dengan yang bersangkutan mengunggah foto paspor Indonesianya.

Ali sempat viral beberapa tahun yang lalu karena memiliki perbedaan pendapat secara terbuka dengan sejumlah ulama Nusantara dan akhirnya meminta maaf.

Menurut dia, Syekh Ali Jaber adalah sosok yang rendah hati dengan meminta maaf secara terbuka pada tahun 2015, yang disertai permohonan bimbingan dari para ustad, kiai dan Majelis Ulama Indonesia terhadap dirinya.

Hariqo mengatakan sikap Ali sebagai pendakwah yang meminta maaf karena perbedaan pandangan itu sikap terpuji dan patut dicontoh dai lain jika ada ketidaksamaan dalam isi dan atau pendekatan dakwah.

Banyak kekeliruan pendakwah, kata dia, berdampak lebih besar ketimbang kesalahan masyarakat biasa atau jamaah.

Baper dalam menyampaikan dakwah, kata dia, maksudnya penceramah harus membawa perasaan atau melibatkan hati kecilnya sebelum dan ketika berceramah.

Penceramah, kata dia, harus merasakan betul apakah yang disampaikannya pantas. Bapernya juga bukan baper biasa tapi baper ilmiah.

"Untuk mencapai baper ilmiah ini, penceramah sebaiknya membaca berbagai penelitian, buku sejarah tentang Indonesia dan dunia," kata dia.

Pendakwah, kata dia, idealnya wajib memahami kemajemukan NKRI yang di dalamnya hidup enam agama, 187 kelompok penghayat kepercayaan, 1331 suku, 652 bahasa daerah dan 431.465 organisasi kemasyarakatan.

"Ingat, pertahanan sebuah bangsa di antaranya kerukunan dan kekompakan masyarakatnya. Kita semua serta pendakwah apapun agamanya wajib menjaganya," katanya.

Pendakwah, kata dia, juga harus harus jujur menyampaikan latar belakang pendidikannya dan disiplin ilmu yang dikuasai.

Sebagai penyampai materi agama, Hariqo mengingatkan pendakwah tidak memaksakan menjawab pertanyaan yang belum diketahui. Masyarakat juga harus diberikan cara belajar agama dengan direkomendasikan buku dan kitab yang perlu dibaca.

"Imbauan ini untuk setiap penceramah dari agama apapun, figur publik dan tokoh masyarakat," kata dia.

Dia menyampaikan selamat kepada Ali Jaber setelah mendapatkan status resmi sebagai WNI.

"Selamat kepada Syekh Ali Jaber. Ahlan wa sahlan," kata Hariqo.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020