Humas Basarnas Pekanbaru, Kukuh Widodo di Pekanbaru, mengatakan cuaca buruk terjadi pada Sabtu pagi sehingga proses pencarian sempat ditunda.
"Cuaca di Perairan Tanjung Medang tadi pagi tidak bersahabat, sehingga pencarian dilakukan agak siang sekira pukul 10.00 WIB," kata Kukuh.
Ia mengatakan pencarian pada Sabtu siang akan mengoptimalkan dari udara menggunakan helikopter Super Puma bantuan TNI AU. Kepala Basarnas Pekanbaru, Ikhsan, dikabarkan akan ikut dalam proses pencarian dari heli.
"Sedangkan siang hari ini Kepala Basarnas dan kru Helly Super Puma akan melakukan penyisiran via udara," katanya.
Baca juga: Gelombang tinggi sulitkan pencarian korban kapal karam di Selat Malaka
Baca juga: Kapal layar tenggelam, dua warga Selandia Baru selamat
Baca juga: 11 jenazah TKI sudah ditemukan di Selat Malaka
Kapal kayu atau pompong yang diduga mengangkut 20 orang tenaga kerja Indonesia (TKI) tenggelam di perairan Riau di Selat Malaka. Kapal berisi TKI yang hendak menuju negeri jiran tersebut diketahui berangkat dari Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis pada Selasa (21/1) malam sekira pukul 21.30 WIB.
Sebanyak 10 penumpang ditemukan dalam kondisi selamat oleh nelayan di perairan Kabupaten Bengkalis. Kemudian satu penumpang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan sembilan lainnya masih hilang.
Karamnya kapal yang mengangkut penumpang rata-rata dari Provinsi Sumatera Utara tersebut diduga karena mengalami kebocoran. Upaya pencarian masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan dari Basarnas, Kepolisian dan SAR Malaysia.
Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Pekanbaru menduga kuat kapal kayu yang tenggelam tersebut mengangkut TKI tanpa izin atau ilegal. Identitas sembilan TKI yang hilang belum bisa dipastikan.*
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020