Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami tiga kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Sabtu, mulai pukul 06:00-12:00 WIB.BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi
Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resmi di Yogyakarta, Sabtu menyebutkan tiga gempa guguran itu memiliki amplitudo 3-10 mm dan berlangsung 13.9-60.6 detik.
Selain gempa guguran, Gunung Merapi juga mengalami satu kali gempa hybrid atau gempa fase banyak dengan amplitudo 5 mm selama 9 detik, dan dua kali gempa hembusan beramplitudo 2-3 mm, dengan durasi 13.5-13.9 detik.
Berdasarkan pengamatan visual, asap kawah Merapi tidak teramati, sedangkan angin di gunung bertiup lemah ke arah utara dan barat. Suhu udara tercatat 19.5-31.8 derajat celsius dengan kelembaban udara 17-76 persen dan tekanan udara 628.5-708.6 mmHg.
BPPTKG tidak mencatat adanya guguran lava yang terpantau secara visual pada periode pengamatan itu.
Hingga saat ini, BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai meletusnya Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau melalui media sosial BPPTKG, demikian Hanik Humaida.
Baca juga: Gunung Merapi mengalami 11 kali gempa guguran
Baca juga: Gunung Merapi alami 16 kali gempa guguran
Baca juga: Gunung Merapi alami 10 kali gempa guguran
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020