Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya ke Labuan Bajo, Manggarai Barat telah memutuskan bahwa Labuan Bajo yang menjadi salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas itu menjadi lokasi pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 yang akan berlangsung pada 2023.Lima zona itu juga akan menjadi generator penggerak pembangunan serta pusat aktivitas masyarakat di Labuan Bajo
Keputusan ini tentu saja bisa dibilang kabar yang menggembirakan bagi masyarakat NTT khususnya bagi pemerintah provinsi NTT yang saat ini tengah terus mengembangkan sektor pariwisatanya.
Apalagi dalam beberapa kali kesempatan gubernur NTT Viktor B Laiskodat telah menyatakan bahwa salah sektor unggulan yang dapat meningkatkan perekonomian di NTT adalah sektor pariwisata.
Baca juga: Pembangunan kawasan Marina Labuan Bajo dinilai bukti eksistensi BUMN
Keberadaan Labuan Bajo dengan potensi wisatanya yang sangat beragam yakni potensi Komodo (Varanus Komodensis) di Pulau Komodo dan Pulau Rinca sudah banyak sekali didengar baik oleh masyarakat di Indonesia dan juga internasional.
Ditetapkannya Labuan Bajo sebagai lokasi KTT G-20 tentunya akan memberikan dampak yang positif bagi daerah itu khususnya bagi Kabupaten Manggara Barat sendiri.
Dalam rapat terbatas dengan sejumlah menteri, gubernur NTT dan juga pemerintah Kabupaten Manggarai Barat Presiden Jokowi meminta agar ada lima zona yang harus diselesaikan untuk mempersiapkan daerah itu menjadi lokasi KTT-20 2023 serta ASEAN Summit.
Lima zona itu adalah Bukit Pramuka, Kampung Air, pelabuhan peti kemas dan dermaga penumpang, Kawasan Marina, serta di zona Kampung Ujung.
"Lima zona itu juga akan menjadi generator penggerak pembangunan serta pusat aktivitas masyarakat di Labuan Bajo," kata Presiden Joko Widodo saat mengelar rapat terbatas di Plataran Komodo, Labuan Bajo.
Selain itu, Jokowi menginginkan agar segmen pasar wisatawan yang hadir di Labuan Bajo adalah wisatawan yang melakukan belanja dan transaksi lebih besar dari wisatawan biasa di tempat lain.
Oleh karena itu menurut dia diperlukan integrasi baik yang berkaitan dengan kerapihan, kebersihan, kenyamanan dan keamanan bagi para wisatawan.
Untuk mempersiapkan daerah tersebut menjadi lokasi KTT G-20 beberapa hal juga diperlukan untuk memberikan kenyamanan bagi para peserta KTT pada 2023 nanti.
Infrastruktur tentu saja menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh Presiden Joko Widodo saat mengunjungi daerah tersebut. Beberapa hal yang diperhatikan adalah pembangunan bandara Komodo yang nantinya dikelolah oleh PT.Changi.
Tak hanya itu ia juga menyoroti masalah sampah dan air bersih yang menjadi pekerjaan rumah besar tidak hanya bagi Pemda Manggarai Barat tetapi juga bagi pemerintah Nusa Tenggara Timur.
Terkait bandara Komodo Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa pada akhir 2020 mendatang bandara Komodo itu sudah bisa disinggahi pesawat Airbus 300.
"Awal tahun ini sudah mulai pembangunan bandara Komodo. Kita targetkan akhir 2020 selesai, dan ada perpanjangan landas pacu dari semula 2.250 meter menjadi 2.750 meter," tutur dia.
Namun kata Menhub tahap awal adalah pembebasan lahan yang sesuai harapkan dapat diselesaikan dalam kurun waktu tiga bulan ke depan. Sebab dirinya sudah berkoordinasi dengan Gubernur NTT dan juga pengelola bandara tersebut.
Pemprov Sambut Baik.
Ditunjuknya NTT menjadi lokasi KTT G-20 kata gubernur NTT akan menjadi hal yang sangat menguntungkan bagi masyarakat NTT khususnya para pelaku usaha kecil dan menegah UKM di daerah itu.
Gubernur Viktor mengatakan bahwa saat ditanya sanggup menjadi tuan rumah KTT G-20 ia langsung mengatakan bahwa dirinya menyanggupi menjadi tuan rumah.
Oleh karena itu segala persiapan akan mulai dikerjakan untuk mensukseskan pertemuan sejumlah pimpinan negara itu di Labuan Bajo pada 2023 mendatang.
"Tadi banyak yang dibicarakan oleh Presiden dan beliau meminta agar menyelesaikan semuanya yang kurang-kurang di daerah ini. Secara umum kami siap menjadi tuan rumah KTT G-20," kata Gubernur NTT Viktor B Laiskodat usai rapat bersama Presiden di Labuan Bajo.
Orang nomor satu di NTT itu menambahkan bahwa memang saat ini masih banyak sekali kekurangan di Labuan Bajo jika ingin menjadi tuan rumah KTT G-20, namun semuanya itu bisa dilaksanakan atau terpenuhinya jika semuanya bekerja keras bersama. "Untuk lokasinya nanti bukan di Kota Labuan Bajo, tetapi infonya di Tanah Mori, namun belum diputuskan. Nanti kita akan putuskan di mana," ujar dia.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Wayan Darmawa pihaknya optimistis bahwa NTT akan tetap siap menjadi tuan rumah KTT G-20 karena memang dalam rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo dan para Menteri Gubernur Viktor sudah menyatakan kesiapannya dan menyatakan akan mengawal setiap mitra yang akan membangun infrastruktur di Labuan Bajo menyambut KTT G-20.
"Tentunya dengan ditunjuknya Labuan Bajo menjadi lokasi KTT G-20 tentunya ini merupakan promosi pariwisata grartis bagi kita, dan tentu saja Labuan Bajo akan semakin dikenal," tutur dia.
Saat ini pembangunan infrastruktu seperti Marina, hotel-hotel jalan serta bandara juga kata dia sudah mulai dikerjakan menyambut persiapan tersebut. Dan satu hal yang menurut dia diperhatikan adalah masalah air dan sampah yang selalu menjadi keluhan setiap pengunjung.
Baca juga: Menhub tinjau kesiapan infrastruktur transportasi Labuan Bajo
Masyarakat harus disiapkan.
Munculnya Labuan Bajo sebagai lokasi KTT G-20 menjadi tanda tanya bagi semua pihak. Masyarakat umu menilai bahwa daerah tersebut belum siap jika harus menggelar pertemuan semewah tersebut.
Namun hal itu justru dibantah oleh pengamat Ekonomi dari Universitas Kristen Kupang, Fritz Fanggidae. Menurut dia jika pemerintah pusat khususnya Presiden Jokowi sudah menyetujui hal itu maka sudah pasti pelaksanaannya akan tetap terjadi.
"Kalau Presiden Jokowi sudah berbicara dan menunjuk daerah itu, maka sudah pasti pemerintah juga akan menggenjot agar pembangunan di daerah itu juga akan dibangun," tutur dia.
Menurut dia pemerintah tidak akan berdiam diri usai penunjukkan itu. Namun satu hal yang perlu diperhatikan adalah masalah kesiapan masyarakat menyambut pertemuan yang menghadirkan kepala-kepala negara itu.
Masyarakat lokal khususnya Labuan Bajo harus menjadi penggerak utama perekonomian di kabupaten itu sehingga tak hanya menjadi penonton saja.
"Pemerintah daerah Manggarai Barat saya rasa mulai saat iini sudah mulai bekerja menyiapkan dan melatih masyarakat agar tak menjadi penonton. Latihan yang dilakukan adalah menyiapkan kuliner-kuliner yang enak, kemudian juga pernak pernik yang bagus sehingga tamu undangan KTT G20 yang datang bisa kagum," ujar dia.
Bagi dia kabupaten di NTT yang sangat enak dan diperhatikan oleh pemerintah pusat adalah Manggarai Barat, khususnya kota Labuan Bajo. Oleh karena itu ia berharap penunjukkan kota itu menjadi KTT G-20 tidak membuat pemda setempat berdiam diri saya dan menunggu.
Baca juga: Pelabuhan multiguna akan dibangun di Waikelambu, Labuan Bajo
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020