• Beranda
  • Berita
  • Bengkalis-Riau dikepung 13 titik panas, sebut BMKG

Bengkalis-Riau dikepung 13 titik panas, sebut BMKG

26 Januari 2020 11:17 WIB
Bengkalis-Riau dikepung 13 titik panas, sebut BMKG
FOTO ARSIP - Kabut asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di beberapa wilayah di Provinsi Riau terlihat di kawasan Sungai Siak, Pekanbaru, Riau, Selasa (30/7/2019). BMKG Pekanbaru merilis terdapat sebaran 33 titik panas dengan level confidence 70 persen yang tersebar di Kabupaten Bengkalis 2, Kampar 1, Rokan Hilir 8, Siak 1, Indragiri Hilir 14, Indragiri Hulu 2 dan Pelalawan sebanyak 30 titik. ANTARA FOTO/Rony Muharrman/pras.

Dari 13 titik panas di Bengkalis, 10 titik di antaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat kebakaran hutan dan lahan. Sementara satu titik api di Kabupaten Pelalawan

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan sebanyak 13 titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terdeteksi di Kabupaten Bengkalis, Riau.

Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sukisno dalam keterangan tertulis yang diterima di Pekanbaru, Minggu, menyatakan 13 titik panas yang terpantau melalui Citra Satelit Terra dan Aqua, Minggu pukul 06.00 WIB itu menyebar di tiga kecamatan, yakni Rupat, Rupat Utara dan Bengkalis.

"Selain di Bengkalis, titik panas juga terdeteksi di Kabupaten Pelalawan," kata Sukisno.

Di Pelalawan, BMKG menyatakan terdapat empat titik panas yang terdeteksi di Kecamatan Kuala Kampar dan Teluk Meranti.

BMKG membagi dua kategori sebagai indikator kebakaran hutan dan lahan. Titik panas merupakan indikator awal keberadaan kebakaran dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen. Sementara titik api merupakan indikasi kuat kebakaran hutan dan lahan dengan tingkat kepercayaan 70 hingga 100 persen.

Sukisno menyatakan dari 13 titik panas di Bengkalis, 10 titik di antaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat kebakaran hutan dan lahan. Sementara satu titik api di Kabupaten Pelalawan.

BMKG telah mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas pembakaran menyusul meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau.

Analis BMKG Stasiun Pekanbaru Yasir Prayuna mengatakan saat ini sebagian wilayah Riau tengah memasuki peralihan musim dari hujan ke kemarau fase pertama 2020.

"Aktivitas pembakaran harus dihindari karena bisa memicu lagi kebakaran hutan di wilayah Riau," katanya.

Dia mengatakan saat ini sebagian wilayah Riau, terutama bagian utara telah memasuki musim kemarau. Sejak awal Januari ini, sejumlah kabupaten kota seperti Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, hingga Indragiri Hilir terpantau titik-titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan.

Riau, kata dia, akan sepenuhnya memasuki musim kemarau pada pertengahan Januari dan berlangsung hingga Februari mendatang.

"Dari BMKG sendiri  menyatakan waspada karena dalam beberapa pekan ke depan akan segera memasuki musim kemarau. Walaupun kemarau periode pertama ini tidak terlalu panjang tapi harus waspada karena Riau cukup rentan potensi meluasnya kebakaran itu," demikian Yasir Prayuna.

Baca juga: Indikasi karhutla, lonjakan titik panas di Riau terdeteksi BMKG

Baca juga: 14 titik panas indikasi kebakaran hutan-lahan terdeteksi di Riau

Baca juga: Hujan sisakan 152 titik panas indikasi karhutla di Riau

Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020