Lebih lanjut, investasi Hyundai akan direalisasikan secara bertahap mulai tahun ini, dengan nilai masing-masing 1,5 miliar dan 500 juta dolar AS.
"Investasi akan masuk dua tahap. Tahap pertama 1,5 miliar dolar AS (sekira Rp21 triliun) untuk membangun pabrik," kata Bahlil di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin.
Sementara, sisa sebesar 500 juta dolar AS (sekira Rp7 triliun) akan digunakan untuk membangun jaringan diler.
Proyek konstruksi pabrik Hyundai direncanakan akan mulai dilaksanakan pada tahun ini. Sedangkan produksi mobil listrik lokal akan Hyundai mulai pada tahun 2021.
Upaya kerja sama tersebut disambut baik oleh President Director of Hyundai Motors Indonesia Sung Jong Ha, yang memastikan bahwa Hyundai akan memberikan dukungan terkait upaya pemerintah Indonesia atas pertumbuhan mobil listrik.
"Hyundai akan mendorong visi pemerintah Indonesia meningkatkan dan memelihara industri mobil bertenaga listrik," kata Sung.
"Hal ini sejalan dengan intensif pemerintah Indonesia atas kendaraan listrik yang baru dimulai, dan kami menjalankan kegiatan ini demi lingkungan yang lebih baik melalui kendaraan ramah lingkungan," ujarnya melanjutkan.
Sementara itu, Hyundai dan Grab Indonesia pada tahap awal kemitraan telah meluncurkan 20 unit kendaraan listrik Hyundai Ioniq yang siap beroperasi di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, mulai Senin (27/1) siang.
Hyundai Ioniq yang keseluruhan tenaganya berbasis 100 persen listrik itu ditenagai dengan kapasitas baterai 38,3 kWh dan pengisian daya cepat. Kendaraan diklaim mampu menempuh jarak hingga 373 km.
Diharapkan dengan ekosistem kendaraan listrik yang matang, maka dapat memberikan dampak positif terhadap sektor industri kendaraan listrik di Indonesia.
Baca juga: Hyundai bangun pabrik bernilai investasi Rp21 triliun
Baca juga: Luhut: Hyundai akan bangun pabrik mobil listrik di Karawang
Baca juga: Luhut harap Hyundai mulai kembangkan mobil listrik tahun depan
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020