Peran dan dukungan dari Kementan yang dibutuhkan, yaitu meningkatkan daya saing produk pertanian
Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Pertanian (Kementan) memperkuat sinergi untuk mencapai surplus neraca perdagangan dengan pertumbuhan ekspor nonmigas.
"Kita harap Kemendag dan Kementan dapat bersinergi, saling mendukung untuk mencapai surplus neraca perdagangan dengan pertumbuhan ekspor nonmigas khususnya ekspor produk pertanian," ujar Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dalam rilis di Jakarta, Senin.
Hal itu diungkapkan Mendag saat menjadi pembicara pada acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementan di Jakarta.
Baca juga: Mendag prioritaskan penyelesaian negosiasi pertanian di KTM WTO ke-12
Menurut Mendag, peran dan dukungan dari Kementan yang dibutuhkan, yaitu meningkatkan daya saing produk pertanian melalui peningkatan kualitas dan produksi hasil pertanian; diversifikasi produk pertanian dengan mengolah produk pertanian yang bernilai tambah; serta peningkatan kapasitas sumber daya pertanian dalam rangka meningkatkan kemampuan para petani.
Agus menegaskan mandat Presiden Jokowi kepada Kemendag, yaitu menjaga neraca perdagangan dengan mempercepat penyelesaian perundingan perdagangan terutama dengan negara-negara potensial tujuan ekspor, mengendalikan impor secara selektif, dan mengoptimalkan peranan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC).
"Selaras dengan mandat Presiden Jokowi, Kemendag telah menetapkan kebijakan utama tahun 2020-2024, yaitu menargetkan pertumbuhan ekspor nonmigas di kisaran 7,75-11,09 persen; pertumbuhan ekspor barang/jasa di kisaran 7,62-10,75 persen; dan fokus mendorong enam produk prioritas ekspor," ungkap Mendag.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa ini menerangkan strategi jangka pendek dan menengah dalam meningkatkan ekspor nonmigas.
Strategi jangka pendek yang akan dilakukan Kemendag adalah meratifikasi 13 perjanjian dan menyelesaikan 11 perjanjian perdagangan internasional; menyederhanakan prosedur ekspor dan kemudahan impor bahan baku; meningkatkan free trade agreement (FTA) center di lima daerah yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Makasar, dan Medan; menggiatkan misi dagang ke pasar tradisional dan pemanfaatan perjanjian internasional; serta optimalisasi ITPC.
Sementara itu, strategi jangka menengah yang akan dilakukan adalah menyelesaikan sengketa dagang dan mengoptimalkan pemanfaatan instrumen pengamanan perdagangan; serta meningkatkan pencitraan (branding) dalam partisipasi pameran dan misi dagang.
Kemudian, meningkatkan SDM usaha kecil dan menengah (UKM) ekspor dengan pelatihan ekspor kepada 3.424 peserta dan pelatihan program pada 38 pelaku usaha UKM siap ekspor; serta mendorong penerapan skema imbal dagang dan pengolahan energi baru terbarukan.
Baca juga: Percepat perundingan Indonesia-Turki CEPA, dua mendag bertemu di Davos
Baca juga: Mendag dorong produk UMKM tembus Timur Tengah
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020