• Beranda
  • Berita
  • Kabut diduga penyebab kecelakaan heli Kobe Bryant

Kabut diduga penyebab kecelakaan heli Kobe Bryant

27 Januari 2020 21:25 WIB
Kabut diduga penyebab kecelakaan heli Kobe Bryant
Asap meninggi di tengah-tengah cuaca berkabut dari lokasi jatuhnya helikopter yang menewaskan mantan pemain bintang NBA Kobe Bryant, putrinya Gianna dan tujuh orang lainnya, di sepanjang lereng di Calabasas, California, Amerika Serikat, Minggu (26/1/2020), dalam foto yang didapatkan dari media sosial. (via REUTERS/INSTAGRAM / @PRINCESSOFCALABASAS)
Langit gelap dan kabut tebal yang dilaporkan di lokasi kecelakaan helikopter yang menewaskan mantan superstar NBA Kobe Bryant, putrinya dan tujuh lainnya tampaknya akan menjadi fokus utama para pakar penerbangan yang menyelidiki tragedi pada akhir pekan di dekat Los Angeles itu.

Helikopter Sikorsky S-76 milik Bryant menghantam lereng bukit curam pada Minggu pagi di luar kota Calabasas, California, sekitar 65 kilometer di barat laut pusat kota Los Angeles, yang memicu kebakaran semak. Puing helikopter itu tersebar di lahan seluas seperdelapan hektar.

Beberapa jam kemudian, otoritas Los Angeles County mengatakan bahwa kesembilan orang di dalam helikopter tewas dalam kecelakaan itu.

Kematian Bryant (41) dan putrinya yang berusia 13 tahun, Gianna, dikonfirmasi oleh Asosiasi Bola Basket Nasional, saat ungkapan ketidakpercayaan dan kesedihan mengalir dari para penggemar, sesama atlet dan politisi.

Baca juga: Gianna Bryant sosok yang dekat dengan sang ayah

Bryant dan rombongannya dilaporkan oleh media lokal sedang dalam perjalanan ke akademi olahraga di Thousand Oaks, lokasi di mana ia harus melatih tim bola basket putrinya di turnamen remaja.

Penyelidik dari Otoritas Penerbangan Federal dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional mulai tiba di daerah itu pada Minggu untuk melakukan penyelidikan kecelakaan terpisah.

Di antara faktor-faktor yang diperkirakan menjadi penyebab utama adalah kondisi cuaca, mengingat ramalan cuaca melaporkan awan rendah dan visibilitas terbatas di sekitar lokasi pada saat kecelakaan, dan berbagai saksi mata menceritakan kabut tebal di atas kaki bukit tempat helikopter jatuh.

Kabut di daerah itu begitu tebal pada Minggu pagi sehingga Departemen Kepolisian Los Angeles mengandangkan armada helikopternya hingga sore itu, Los Angeles Times dan CNN melaporkan.

Kobe Bryant dikenal sejak masa aktifnya sebagai pemain basket sering bepergian dengan menggunakan helikopter untuk menghindari lalu lintas Los Angeles yang terkenal macet.

Baca juga: Obituari Kobe Bryant, panutan generasi masa kini

Bryant meroket mencapai popularitas sebagai pemain muda berusia 18 tahun dan menghabiskan 20 tahun bersama Los Angeles Lakers - 18 tahun di antaranya sebagai all-star dengan memenangkan semua kejuaraan NBA. Dia adalah pencetak gol tertinggi keempat dalam sejarah liga, dengan 33.643 poin sepanjang karirnya.

Penumpang lain di helikopter yang bernasib buruk itu, di samping pilot, adalah seorang rekan satu tim dari tim bola basket putri Bryant dan orang tua dari rekan satu timnya, NBC News melaporkan.

Pelatih baseball Orange Coast College John Altobelli juga merupakan salah satu korban, Orange County Register melaporkan, mengutip asisten pelatih Ron La Ruffa. Demikian juga Christina Mauser, pelatih bola basket putri, menurut Los Angeles Times dan TMZ Sports.

Tak satu pun nama dari korban tewas dalam kecelakaan helikopeter itu diumumkan pada Minggu oleh pejabat Los Angeles County, yang mengatakan sedang menunggu identifikasi jenazah oleh pemeriksa medis dan pemberitahuan kepada keluarga.

Sumber: Reuters

Baca juga: Alicia Keys dan Boyz II Men berikan penghargaan untuk Kobe Bryant

Baca juga: Lionel Messi ucapkan belasungkawa atas meninggalnya Kobe Bryant

 

Pewarta: Gusti Nur Cahya Aryani
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2020