"Pembangunan Pusat Kebudayan Bali memiliki nilai penting dan strategis. Kita tidak punya emas, minyak bumi maupun bahan tambang lainnya. Namun, kita kaya akan budaya unik yang menjadi keunggulan kita yang harus kita tetap jaga kelestariannya dan kita gali terus potensinya," kata Koster saat menggelar konsultasi publik di Wantilan Pura Watu Klotok, Semarapura, Kabupaten Klungkung, Senin.
Dalam kesempatan tersebut, Koster didampingi Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menggelar konsultasi publik terkait rencana pembangunan kawasan Pusat Kebudayaan Bali, serta pembangunan prasarana pengendali banjir Tukad Unda dan Waduk Muara Unda di Kabupaten Klungkung.
Menurut Koster, dalam upaya mendukung penyelenggaraan kegiatan budaya diperlukan ruang yang memadai dengan penyediaan fasilitas infrastruktur yang memadai, lebih representatif dan tentunya dengan kualitas yang lebih baik sehingga bisa menyeimbangkan perkembangan kebudayaan yang berkembang dinamis.
"Fasilitas Art Centre sudah tidak memadai lagi dari kebutuhan ideal yang diperlukan baik itu dari segi kapasitas panggung, teknologi serta lahan parkir. Untuk itu, diperlukan tempat yang lebih representatif, lebih memadai sesuai dengan perkembangan budaya yang dinamis. Budaya harus terus kita bangun sebagai pendorong pembangunan ekonomi, untuk itu fasilitas ini perlu dibangun," ucapnya.
Untuk itu, Gubernur Bali meminta dukungan dari seluruh masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan mimpi besar ini sehingga Bali memiliki suatu Pusat Kebudayan Bali, sehingga budaya Bali akan tetap lestari dan menjadi instrumen peningkatan ekonomi masyarakat.
Baca juga: Koster ingin bangun pusat kebudayaan Bali di Klungkung
Pusat Kebudayaan Bali rencananya akan dibangun di atas lahan seluas 318,32 hektare dilengkapi dengan fasilitas panggung terbuka hingga 20 ribu orang, panggung tertutup, "convention centre" dengan teknologi terkini. Bangunan yang rencananya dibangun dari APBN dan pembebasan lahannya dari APBD Provinsi Bali.
Baca juga: Gubernur: Pusat Kebudayaan Bali dibangun mulai 2020
Rencananya, Pusat Kebudayaan Bali juga akan dilengkapi dengan Museum Tari, Musik dan Tekstil serta kawasan industri kecil menengah, yang akan mengoptimalkan para perajin dan tenaga kerja dari wilayah Kabupaten Klungkung.
Baca juga: Pertanyaan akademisi terkait rencana Pusat Kebudayaan Bali
Turut hadir dalam konsultasi publik ini rohaniawan Ida Sri Bhagawan Putra Natha Nawawangsa Pemayun, Ketua DPRD Kabupaten Klungkung Anak Agung Gde Anom S, Sekda Klungkung Gede Putu Winastra, Kepala OPD di lingkungan Pemprov Bali dan Kabupaten Klungkung, masyarakat dan undangan lainnya.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020