Keduanya merupakan sumur gas dan kondensat
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) pada awal tahun 2020 ini menambah dua sumur eksplorasi baru di Lapangan Tunu dan Peciko di Wilayah Kerja (WK) Mahakam, Kalimantan Timur.
“Keduanya merupakan sumur gas dan kondensat,” kata General Manager (GM) PHM John Anis di Balikpapan, Selasa.
Lapangan Tunu dan Peciko berada di rawa-rawa delta Sungai Mahakam di pesisir Kecamatan Samboja , tak kurang dari 70 km utara Balikpapan. Lapangan Peciko sudah berproduksi sejak pertengahan awal tahun 1990-an.
Baca juga: Pertamina Hulu Mahakam akan bor 257 sumur baru pada 2020-2022
Menurut John Anis, PHM mengalokasikan tidak kurang dari 90 juta dolar AS untuk kedua sumur tersebut.
“Kami lakukan upaya terbaik yang kita bisa untuk menahan laju penurunan produksi. Syukur-syukur bisa menambah,” jelasnya.
PHM mengelola Lapangan Bekapai, Peciko, Tunu, Tambora, Sisi, Nubi, dan South Mahakam dengan seluruhnya ada 2.400 sumur. Sebanyak 800 sumur masih berproduksi.
Setelah 50 tahun eksploitasi, sumur-sumur minyak dan gas tersebut secara alamiah menurun produksinya. Perusahaan melakukan berbagai upaya agar target yang ditetapkan pemerintah dapat tercapai.
“Seperti menambah sumur baru ini,” sambung John Anis.
Tahun 2020 ini pemerintah menargetkan PHM mendapatkan gas sebanyak 608 juta metrik standar kaki kubik per hari (mmscfd) dan 30 ribu barel minyak.
Baca juga: Sumur MD-111 PHM hasilkan 17 juta kaki kubik gas
Pada 2019, PHM berhasil mempertahankan produksi gas pada 711 mmscfd. Menurut John Anis, timnya harus melakukan berbagai inovasi di lapangan sambil terus mengupayakan penghematan.
Dalam rilisnya awal Januari lalu, manajemen PHM mengumumkan hingga akhir November 2019, PHM memberi pemasukan kepada negara sebesar Rp12,7 triliun atau 901, 09 juta dolar AS.
PHM juga mampu berhemat biaya operasi hingga 30 persen, antara lain dengan cara memangkas lamanya waktu untuk mengebor sumur.
Dengan sejumlah inovasi dan tetap mengutamakan keselamatan kerja, kru PHM mampu mengebor hingga kedalaman yang ditargetkan dalam waktu yang lebih cepat.
Ada sumur dangkal TN-L69 yang dibor selama dua hari 17 jam, yang bila tak ada inovasi bisa makan waktu puluhan hari. Ada juga sumur TN-S 180 yang beres dalam 10 hari 3 jam. Bahkan, kru PHM menciptakan rekor mengebor sumur TN-N 163 sedalam 2.132 meter dalam 24 jam.
Sebab bekerja lebih cepat dan efisien, maka biaya sewa anjungan (rig) dan sewa kapal bisa dipangkas banyak.
Baca juga: PT Pertamina Hulu Mahakam operasikan dua sumur baru
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020