• Beranda
  • Berita
  • Huawei sambut keputusan Inggris soal "roll-out" 5G

Huawei sambut keputusan Inggris soal "roll-out" 5G

29 Januari 2020 15:37 WIB
Huawei sambut keputusan Inggris soal "roll-out" 5G
Vice-President Huawei, Victor Zhang. (HO/Huawei)
Huawei menanggapi keputusan pemerintah Inggris yang telah membuka kesempatan untuk meneruskan roll-out jaringan 5G di negara tersebut.

"Keputusan ini diharapkan akan memacu pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang kian canggih, aman, dan murah di masa depan," ujar Vice-President Huawei, Victor Zhang, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

"Keputusan itu juga diharapkan mendorong dihadirkannya teknologi kelas dunia bagi Inggris, sekaligus sebagai jaminan untuk menciptakan market teknologi yang kompetitif," lanjut dia.

Baca juga: Huawei bantah karyawan terinfeksi virus corona

Baca juga: Gara-gara virus corona, Huawei jadwal ulang konferensi di China


Lebih lanjut, Zhang mengungkapkan selama lebih dari 15 tahun Huawei menghadirkan teknologi bagi operator-operator telekomunikasi di Inggris.

Huawei berkomitmen mendukung pelanggan yang telah mempercayakan investasi dalam membangun jaringan 5G, sehingga diharap dapat memacu tumbuhnya perekonomian negara dalam upaya mereka memenangkan persaingan global.

"Kami sepakat, makin beragamnya vendor dalam atmosfer kompetisi yang adil menjadi fondasi penting bagi tumbuhnya inovasi dan terbangunnya jaringan yang andal. Hal ini sekaligus menjamin pelanggan mendapatkan akses yang luas untuk menikmati suguhan teknologi terbaik," kata Zhang.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Selasa (28/1), menyatakan tetap akan menggunakan jaringan seluler 5G Huawei secara terbatas, menyusul upaya Amerika Serikat yang mengimbau untuk tidak menggunakan teknologi internet terbaru dari perusahaan teknologi asal China itu, lansir Reuters.

Baca juga: China minta Kanada bebaskan petinggi Huawei

Baca juga: Huawei temukan pengganti Google Maps


Menentang sekutu terdekat Inggris, Johnson memutuskan bahwa "vendor berisiko tinggi" seperti Huawei akan diizinkan masuk ke bagian non-sensitif dari jaringan 5G.

Sementara, keterlibatan "perusahaan berisiko tinggi" akan dibatasi 35 persen, dan akan dikeluarkan dari area yang bersifat sensitif, tempat data diproses, juga akan dilarang untuk terlibat dalam semua jaringan dan lokasi penting, seperti situs nuklir dan pangkalan militer.

Johnson dan Trump dilaporkan berbicara melalui telepon tak lama setelah keputusan diumumkan.

"Perdana Menteri menggarisbawahi pentingnya negara-negara yang berpikiran sama bekerja sama untuk mendiversifikasi pasar dan mematahkan dominasi sejumlah kecil perusahaan," kata pemerintah Inggris dalam sebuah pernyataan.

Sebelum panggilan itu, pejabat administrasi Trump mengatakan, "Tidak ada opsi aman bagi vendor yang tidak dipercaya untuk mengendalikan bagian mana pun dari jaringan 5G."

"Kami berharap dapat bekerja sama dengan Inggris untuk jalan keluar yang menghasilkan pengecualian komponen vendor yang tidak tepercaya dari jaringan 5G," dia melanjutkan.

Baca juga: Huawei sebut jual 100.000 ponsel lipat Mate X per bulan

Baca juga: Huawei prediksi 2020 tahun yang sulit, kenapa?

Baca juga: Huawei jual 240 juta smartphone pada 2019


Sementara itu, para pemimpin kongres AS secara luas mengkritik keputusan Inggris. Senator dari partai Republik, Lindsey Graham, keputusan Inggris itu bisa "sangat menyulitkan" dalam menyusun perjanjian perdagangan baru setelah Inggris keluar dari Uni Eropa pada 31 Januari.

Kecepatan data 5G yang jauh lebih cepat dan peningkatan kapasitas akan menjadikannya batu fondasi bagi banyak industri dan pendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Kepala Keamanan Siber Ceko dipecat gara-gara kontroversi Huawei

Baca juga: Italia beri lampu hijau ke Huawei bangun infrastruktur 5G

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020