Irawaty Djaharuddin pada diskusi pakar yang membahas fenomena penyebaran virus corona di Gedung FK Unhas, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu, mengatakan bahwa pasien yang terinfeksi virus corona akan memiliki gejala seperti demam, batuk dan kasus lebih parah adalah pneumonia.
“Manifestasi klinik atau gejala klinik terkait infeksi virus corona memiliki gejala berbeda-beda tiap orang. Misalnya saja jika masih dalam vase uncomplicated illness, gejala yang timbul tidak spesifik seperti batuk, demam, nyeri tenggorokan, nyeri otot," katanya.
"Virus corona ini akan mudah dideteksi ketika mulai menyerang saluran pernapasan dan gejala disfungsi organ lainnya," kata dia.
Pada intinya bahwa perlu lakukan dulu pemeriksaan fisik pasien yang dicurigai terinfeksi virus tersebut. Selanjutnya dilakukan tindakan pengobatan.
Sementara dr Rizalinda Sjahril MSc, PhD menjelaskan bahwa virus corona atau dalam dunia medis diberi nama 2019-nCoV merupakan virus yang menyerang saluran pernapasan manusia.
Namun reseptornya bukan hanya di saluran pernapasan, tapi di beberapa organ lainnya. Virus ini memiliki kesamaan genetik dengan virus SARS yang pernah mewabah tahun 2003.
“Corona virus ini dari dulu sudah ada, dia berkerabat dekat dengan SARS. Untuk mendeteksi hal ini harus dilihat dulu level genetiknya untuk kemudian dikembangkan vaksin guna mencegah penyebaran,” jelas dr Rizalinda.
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020