• Beranda
  • Berita
  • Rupiah ditutup loyo, dipicu bertahannya suku bunga Fed AS

Rupiah ditutup loyo, dipicu bertahannya suku bunga Fed AS

30 Januari 2020 16:39 WIB
Rupiah ditutup loyo, dipicu bertahannya suku bunga Fed AS
Ilustrasi mata uang rupiah dan dolar AS. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Pelaku pasar bahkan memperkirakan stance The Fed tidak akan berubah banyak sepanjang tahun ini

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore ditutup melemah seiring ditahannya suku bunga acuan oleh bank sentral AS The Federal Reserve (Fed).

Rupiah ditutup melemah 23 poin atau 0,17 persen di level Rp13.657 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp13.634 per dolar AS.

"Intervensi bersama yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan pemerintah sore ini belum bisa menahan laju penguatan terhadap mata uang garuda. Tapi yang terpenting pemerintah dan Bank Indonesia sudah melakukan antisipasi dan perlu diapresiasi apa yang dilakukannya," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis.

Menurut Ibrahim, dengan kondisi global yang terus tak tentu arah, pemerintah dan Bank Indonesia harus memperkuat stabilitas ekonomi dengan cara melakukan strategi bauran kebijakan baik moneter maupun yang lainnya, sehingga bisa meningkatkan kepercayaan pasar terhadap perekonomian dalam negeri dan arus modal kembali masuk.

Ia menilai Bank Indonesia harus kembali menurunkan suku bunga acuan guna untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, agar sesuai dengan target yang di inginkan di 5,1-5,2 persen.

"Bank Indonesia hari ini kembali melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi di perdagangan DNDF. Perdagangan tersebut sudah aktif bertransaksi dari pembukaan pagi dan kondisi global ini sudah diantisipasi sebelumnya oleh Bank Indonesia, sehingga dengan sigap dan melakukan penjagaan ketat dan ekstra waspada terhadap mata uang garuda," ujarnya.

Dari eksternal, rapat komite pengambil kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 1,5-1,75 persen.

Kebijakan moneter tersebut dinilai masih layak untuk mendukung pertumbuhan ekonomi AS yang berkelanjutan, pasar tenaga kerja yang kuat, dan inflasi yang sesuai target di kisaran 2 persen.

Kendati demikian, meski AS-China memang sudah 'rujuk' dengan meneken perjanjian damai dagang fase satu, tetapi kini muncul risiko baru yakni penyebaran Virus Corona.

"Pelaku pasar bahkan memperkirakan stance The Fed tidak akan berubah banyak sepanjang tahun ini. Artinya, bisa saja Federal Funds Rate tidak berubah hingga akhir 2020," kata Ibrahim.

Rupiah pada pagi hari dibuka stagnan di level Rp13.634 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp13.634 per dolar AS hingga Rp13.665 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp13.652 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.634 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah diprediksi menguat usai The Fed tahan suku bunga

Baca juga: Rupiah Kamis pagi melemah tipis 1 poin


 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020