Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan intervensi perlu dilakukan untuk mencapai swasembada daging sapi seperti yang diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo.Jangan set back, saya tidak mau melihat ke belakang harus ke depan
"Tapi kapan ini bisa selesai kalau kita tidak intervensi dan bagaimana mengintervensinya? Oleh karena itu saya mendapat petunjuk dan perintah Bapak Presiden dihitung itu kita carikan jalannya," kata Mentan Syahrul ketika hadir di Katadata Indonesia Data and Economic Conference 2020 di Jakarta, Kamis.
Menurut Mentan Syahrul, Indonesia membutuhkan sekitar 700.000 ton daging dengan kemampuan produksi dalam negeri saat ini sekitar 400.000 ton.
Untuk memenuhi sisa kebutuhan sekitar 300.000 ton daging sapi itu, Indonesia perlu mengimpor dari negara-negara lain.
Angka itu semakin besar dengan populasi yang akan terus bertambah, tidak sepadan dengan produksi dalam negeri.
Kebutuhan sekitar 300.000 ton daging sapi itu setara dengan sekitar 1,3 juta ekor sapi sampai dengan 1,7 juta ekor sapi.
"Ini tidak boleh dibiarkan karena sudah sekian tahun, bahkan sudah sepuluh tahun lebih kondisi itu kita alami. Kalau kita tidak intervensi maka tentu saja ini akan tidak siap," kata Mentan Syahrul.
Melakukan swasembada daging sapi diakui oleh Mentan Syahrul tidak semudah dengan produk daging lain seperti ayam, karena sapi membutuhkan lahan yang lebih luas.
Satu sapi membutuhkan sekitar 2 hektare lahan, kata Mentan, maka jika ada sekitar 10.000 ekor sapi berarti membutuhkan sekitar 20.000 hektare.
"Oleh karena itu ini perintah yang agak serius dari Bapak Presiden untuk dicarikan jalannya. Jangan set back, saya tidak mau melihat ke belakang harus ke depan," kata Mentan.
Baca juga: Mendag sebut Bulog akan ditugaskan impor daging
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020