Kemacetan di Jakarta berkurang

31 Januari 2020 15:32 WIB
Kemacetan di Jakarta berkurang
Sejumlah kendaraan melintas di jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (18/6/2019). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/pd. (ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI)
Lembaga pemantau kemacetan lalu lintas dari Inggris, TomTom Index merilis hasil indeks lalu lintas kota-kota termacet di dunia selama 2019 dan menyebutkan bahwa kemacetan di Jakarta berkurang.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo saat dihubungi di Jakarta, Jumat, sepakat dengan hal tersebut.

Dari pengukuran Tom-Tom, penurunan tersebut terjadi setelah adanya perluasan kebijakan ganjil-genap yang meluas jadi 25 ruas jalan dari sebelumnya sembilan ruas jalan.

"Jadi dari 25 ruas jalan kilometer rata-rata naik jadi 33 km per jam, dari 25 km per jam. Kemudian terjadi pengurangan volume lalu lintas sebanyak 30 persen. Jadi dari situ memang," kata Syafrin.

Dalam indeks tersebut, Tom-Tom menempatkan Jakarta di peringkat 10 dari 416 negara dengan tingkat kemacetan 53 persen. Pada 2018, Jakarta menduduki peringkat ke-7 dan 2017 menduduki posisi ke-4.

Baca juga: Simpul kemacetan di Jalan Centex dipicu galian saluran air
Petugas Kepolisian mengatur lalulintas saat sosialisasi perubahan waktu kebijakan pembatasan kendaraan bermotor ganjil genap di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (23/4/2018). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memulai sosialisasi uji coba penerapan kebijakan pembatasan kendaraan bermotor ganjil genap di Jalan Jenderal Sudirman-MH Thamrin pada pukul 06.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB, kebijakan tersebut lebih cepat dari jadwal biasanya yakni pukul 07.00 WIB. (ANTARA /Galih Pradipta)
Kendati peringkatnya menurun, namun tingkat kemacetan Jakarta tercatat tidak mengalami perubahan sejak 2018, yakni 53 persen.

Dari hasil survei TomTom, kemacetan terparah di Jakarta terjadi pada Rabu, 6 Maret 2019 dengan kemacetan rata-rata tertinggi 91 persen.

Menurut TomTom, pada hari kerja (weekdays) puncak kemacetan di pagi hari terjadi pada setiap Senin pukul 07-08 WIB dengan tingkat kemacetan pada jam tersebut mencapai 65 persen.

Sedangkan puncak kemacetan sore hari untuk hari kerja terjadi pada setiap Jumat jam 17.00-18.00 WIB dengan tingkat kemacetan mencapai 98 persen. Sedangkan Jumat petang merupakan waktu terburuk selama sepekan.

Jika ditotal selama setahun, waktu yang hilang selama jam sibuk bisa mencapai 174 jam. Atau setara tujuh hari enam jam.

Baca juga: Jepang berharap MRT Jakarta atasi masalah kemacetan
Pemberlakuan Ganjil Genap Papan bertulisakan pemeriksaan kendaraan ganjil-genap diletakan di kawasan pembatasan lalu lintas ganjil-genap di sekitar Bundaran Senayan, Jakarta, Selasa (30/8). Aturan sistem pembatasan lalu lintas ganjil-genap di sejumlah ruas jalan protokol Jakarta mulai diberlakukan terhitung sejak Selasa (30/8), dengan sanksi tilang bagi pengendara mobil yang melanggar. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/kye/16
Sementara itu, untuk Bengaluru di India menjadi kota termacet di dunia pada 2019. Di sana, pengemudi menghabiskan rata-rata 71 persen waktu perjalanan lebih lama karena terjebak macet.

Untuk 10 besar kota termacet di dunia adalah:
1. Bengaluru (India) dengan tingkat kemacetan 71 persen
2. Manila (Filipina) dengan tingkat kemacetan 71 persen
3. Bogota (Kolombia( dengan tingkat kemacetan 68 persen
4. Mumbai (India) dengan tingkat kemacetan 65 persen
5. Pune (India) dengan tingkat kemacetan 59 persen
6. Moscow (Rusia) dengan tingkat kemacetan 59 persen
7. Lima (Peru) dengan tingkat kemacetan 57 persen
8. New Delhi (India) dengan tingkat kemacetan 56 persen
9. Istanbul (Turki( dengan tingkat kemacetan 55 persen
10. Jakarta (Indonesia) dengan tingkat kemacetan 53 persen.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020