Pasien pertama yang terjangkit virus di Thailand adalah seorang sopir taksi, kata Tanarak Pipat, wakil direktur jenderal Departemen Pengendalian Penyakit.
"Dia tidak memiliki catatan perjalanan ke China, dan kemungkinan dia terinfeksi oleh seorang pendatang yang sakit dari Tiongkok," ujar Tanarak.
Pihak berwenang telah melakukan pemindaian virus terhadap 13 orang, termasuk tiga anggota keluarga, yang dihubungi oleh sopir taksi. Mereka mengatakan bahwa pada awalnya tidak satupun dari mereka yang dites positif terinfeksi virus.
"Risiko keseluruhan infeksi di Thailand masih rendah, tetapi orang harus mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi diri mereka sendiri," kata Tanarak.
Infeksi yang dialami sopir taksi itu adalah satu dari lima kasus lain yang dikonfirmasi di Thailand pada Jumat.
Tujuh dari 19 orang telah pulih dan diizinkan pulang, sementara 12 orang masih dirawat di rumah sakit. Semua kecuali dua kasus adalah wisatawan China yang mengunjungi Thailand, kata otoritas kesehatan setempat.
Sebagian besar dari hampir 10.000 kasus yang diidentifikasi telah terjadi di China, sebagian besar di dalam dan di sekitar episentrum virus di Wuhan, dan otoritas kesehatan di seluruh dunia berusaha untuk mencegah penyebaran infeksi.
Setidaknya ada sembilan kasus penularan dari manusia ke manusia di lima negara di luar China, yakni di Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Korea Selatan, Vietnam, dan sekarang Thailand.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengamati dengan seksama kasus-kasus penularan dari orang ke orang di luar Wuhan, yang akan menunjukkan bahwa virus tersebut berpotensi untuk menyebar lebih lanjut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Presiden Jokowi telah perintahkan Menlu segera evakuasi WNI dari Wuhan
Baca juga: Tiket pulang mahasiswa dari China siap ditanggung Pemerintah Aceh
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020