Seluruh mahasiswa ini tidak semuanya berada di Wuhan
Pemerintah Aceh melalui Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) menyerahkan daftar nama mahasiswa Aceh yang berada di Wuhan, China untuk dievakuasi.
"Daftar nama yang kami serahkan ini sesuai dengan arahan dari Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah,” kata Kepala BPPA, Almuniza Kamal dalam siaran pers diterima ANTARA di Banda Aceh, Jumat.
Ia menjelaskan penyerahan data tersebut menyusul adanya rencana Pemerintah Indonesia melalui Kemenlu untuk melakukan evakuasi terhadap WNI di Wuhan dan beberapa wilayah lainnya di Tiongkok terkait kasus Coronavirus 2019-nCoV.
“Kami berharap dengan penyerahan data mahasiswa ini, semua mahasiswa asal Aceh ini dapat segera pulang ke Tanah Air,” katanya.
Adapun jumlah pelajar Aceh di China saat ini berjumlah 64 mahasiswa dan ada sebagian dari mereka telah pulang secara mandiri.
Baca juga: Mahasiswa Aceh di Wuhan: Kami siap dievakuasi ke Tanah Air
"Seluruh mahasiswa ini tidak semuanya berada di Wuhan, mereka tersebar di berbagai daerah seperti di Changcun, Jiangsu, Tianjin, Nanning, Beijing, dan beberapa daerah lainnya,” katanya.
Ia menyebutkan jumlah mahasiswa asal Aceh yang pulang secara mandiri berjumlah 41 orang dan sudah tiba di Aceh.
Sementara 13 mahasiswa lainnya masih tertahan di Wuhan karena daerah tersebut telah diisolasi oleh pemerintah setempat dan dua lainnya tengah dalam perjalanan pulang ke Aceh.
Selain itu, ada delapan mahasiswa lainnya yang yang berada di luar Wuhan, dan pihaknya berharap segara dievakuasi juga oleh Kemenlu.
Penyerahan data 65 mahasiswa itu diterima oleh Kepala Seksi Malaysia II, Direktorat PWNI dan Badan Hukum, Fadli. Ia mengatakan kurang dari 24 jam ke depan Pemerintah Indonesia segera berangkat untuk melakukan penjemputan terhadap seluruh WNI di sana.
"Pemerintah tengah mempersiapkan proses evakuasi, terutama skema pemulangan ratusan WNI, termasuk beberapa opsi evakuasi demi mencari solusi yang paling efektif dan efisien," katanya.
Baca juga: Mahasiswa Aceh di Kota Wuhan jadi 13 orang
Pewarta: M Ifdhal
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020