Wakil Presiden Ma’ruf Amin berharap organisasi kemasyarakatan Islam, Nahdlatul Ulama (NU), dapat mengambil peran besar dalam perdamaian lewat pendekatan keagamaan, baik secara nasional maupun global.
“Saya harap NU ambil peran besar, peran penting; bukan hanya mendamaikan situasi nasional, tapi juga situasi global. Saya yakin dengan kita memasuki Muktamar ke-34 ini, peran itu dapat diraih NU,” kata Wapres Ma’ruf Amin saat menghadiri Momentum Hari Lahir ke-94 NU di Gedung PBNU Jakarta, Jumat malam.
Baca juga: PBNU akui kalah di medan perang budaya pop
Baca juga: NU hadiri Pertemuan Agama-agama Ibrahim di Vatikan
Baca juga: NU dan Muhammadiyah diharapkan kompak demi kepentingan bangsa
Wapres menilai pendekatan keagamaan menjadi salah satu solusi yang digunakan untuk menyelesaikan konflik kemanusiaan di dunia. Sehingga, pendekatan politik dan militer tidak lagi dijadikan pilihan utama dalam penyelesaian konflik.
“Cara merukunkan yang sekarang, penyelesaian melalui politik, itu gagal, tidak selesai. Apalagi penyelesaian dengan senjata. Oleh karena itu, saya yakin ke depan yang bisa menyelesaikan konflik global itu pendekatan keagamaan,” jelasnya.
Setiap agama mengajarkan kedamaian dan toleransi, sehingga itu menjadi kunci bagi pemerintah dan seluruh pihak yang terlibat dalam konflik untuk mengedepankan pendekatan keagamaan dalam penyelesaiannya, tambah Wapres.
Wapres Ma’ruf juga berharap agama tidak menjadi sumber konflik, melainkan menjadi sarana untuk menciptakan dan menjaga kerukunan antarmasyarakat. Agama seharusnya bisa menjadi sumber kerukunan masyarakat, baik di tingkat nasional maupun global.
“Saya harap agama jangan jadi sumber konflik, tapi agama harus jadi sumber kerukunan baik nasional maupun global. Kita tidak hanya rukun, tapi juga harus bisa merukunkan,” tegasnya.
Oleh karena itu, Wapres berharap para tokoh NU dan tokoh agama lain dapat berperan dalam setiap upaya perdamaian, serta terlibat dalam berbagai dialog untuk mencegah konflik nasional.
“Jadi, tokoh agama saya dorong supaya merukunkan umat secara nasional dan mencegah konflik nasional, bahkan merukunkan tokoh umat di seluruh dunia,” ujarnya.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2020