Pemasok komponen mobil terbesar di dunia, Bosch, memperingatkan bahwa virus corona dapat berdampak pada rantai pasokan global, yang sangat bergantung pada manufaktur China
“Kami prihatin, tetapi berdasarkan fakta hari ini, kami tidak memiliki gangguan pada bisnis atau rantai pasokan kami," kata Chief Executive Volkmar Denner, dikutip dari Reuters, Sabtu.
Bosch mengandalkan China sebagai basis manufaktur global untuk mengekspor motor listrik, transmisi, dan perangkat elektronik untuk penambah daya bagi mobil listrik.
“Kami perlu menunggu untuk melihat bagaimana keadaan berkembang. Jika situasi ini berlanjut, rantai pasokan akan terganggu. Ada prediksi yang memperkirakan puncak infeksi akan berlanjut hingga Februari atau Maret," kata Denner.
Baca juga: Renault buka kembali pabriknya di Wuhan pada Februari
Baca juga: Facebook, Honda hingga Nissan batasi perjalanan bisnis ke China
“Di Wuhan, Bosch memiliki dua pabrik, yakni untuk membuat sistem kemudi dan termo-teknologi, dengan sekitar 800 karyawan. Belum ada laporan infeksi," dia melanjutkan.
Pabrik Bosch di China telah ditutup karena libur Tahun Baru China yang diperpanjang hingga 3 Februari. Libur yang diperpanjang tersebut, menurut Denner, tidak akan mengganggu bisnis global Bosch.
Bosch telah berada di China sejak 1909 dan memiliki 23 fasilitas manufaktur otomotif di lebih dari 60 lokasi di pasar mobil terbesar di dunia itu, yang merupakan rumah bagi tenaga kerja terbesar Bosch di luar Jerman.
Bosch mempekerjakan 403.000 orang di seluruh dunia.
Baca juga: Twitter cegah disinformasi soal virus corona di platformnya
Baca juga: Google tampilkan tips aman untuk pencarian virus corona
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020