"Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan dua perguruan tinggi terkemuka negeri jiran Malaysia, yakni Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) dan Institut Pendidikan Guru (IPG) Kampus Ipoh, Malaysia," kata Rektor UMSU Dr Agussani MAP di Medan, Ahad.
Dijelaskan Rektor, kolokium pendidikan Internasional ini adalah kegiatan yang sangat penting dan strategis, terutama bagi UMSU yang saat ini sedang antusias menggelorakan program internasionalisasi.
Diungkapkannya, bahwa kegiatan ini merupakan perwujudan dari kerja sama yang selama ini telah cukup baik dijalin dan dibina dengan sejumlah perguruan tinggi Malaysia.
"Kita sangat mengapresiasi kerjasama dengan perguruan tinggi di Malaysia, khususnya UPSI dan IPG Kampus Ipoh, karena alhamdulillah selama ini kerjasama yang sudah disepakati tidak hanya berhenti di atas kertas saja, tapi bisa diaktualisasikan dalam bentuk program aksi yang konkrit," ujar Agussani.
Baca juga: Dekan FAI UMSU berikan kuliah umum di Arab Saudi
Baca juga: Belasan dosen UMSU pembicara seminar antarabangsa di UPSI Malaysia
Baca juga: Fakultas Kedokteran UMSU yudisium lulusan profesi dokter
Lebih lanjut dia menjelaskan, Kolokium ini juga bernilai strategis, karena mengangkat tema yang berkenaan dengan pengembangan pendidikan Bahasa dan Budaya Melayu.
"Ini sejalan dengan program yang sedang kita galakkan, terlebih sekarang UMSU memiliki Pusat Kajian Budaya Melayu," tuturnya.
Sementara Dekan Fakultas Bahasa dan Komunikasi UPSI, Prof. Dr Mahzan Arshad mengatakan, tema tentang pengembangan pendidikan Bahasa dan Budaya Melayu merupakan sesuatu yang penting karena sudah seharusnya Bahasa Melayu/Bahasa Indonesia bisa menjadi pengantar dan bahasa pengetahuan khususnya di Negara-negara ASEAN.
Tampil sebagai narasumber, Prof. Dr Khairil Ansari (Indonesia), Prof.Dr. Abdul Rasid Jamian (UPSI) dan Dr Samsudin Suhaili (UPSI). Kolokium dipandu Dr Syaiful Bahri, MM, Direktur Pascasarjana UMSU.
Kolokium Pendidikan Internasional ini merupakan rangkaian awal dari kegiatan utama Pelantikan Pengurus Pusat Kajian Budaya Melayu UMSU.
Kegiatan ini juga diisi dengan Konfrensi Internasional yang terkait pengembangan Budaya Melayu di era disrupsi. Untuk kegiatan ini, selain dihadiri tokoh Melayu Sumatera Utara juga para pakar dari Malaysia, Thailand dan Kamboja.*
Baca juga: Lima PT Muhammadiyah jalin kerja sama dengan FISIP UMSU
Baca juga: UMSU sosialisasi pertukaran dan magang mahasiswa ASEAN
Baca juga: FISIP UMSU: Proses politik pilkada harus memberdayakan masyarakat
Pewarta: Juraidi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020