Para pelayat berdatangan ke rumah duka ulama besar Nahdlatul Ulama (NU), almarhum K.H. Sholahuddin Wahid (Gus Sholah), di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin dini hari.Saya ikut tahlilan dan baca doa kepada beliau kiai yang saya kagumi
Pantauan ANTARA di rumah duka di Jalan Kapten Tendean Nomor 2C, Jakarta Selatan itu, para pelayat dari sejumlah kalangan, berasal dari beberapa daerah, terutama di sekitar Jakarta.
"Kami melaksanakan shalat jenazah dan baca Surat Yasin," kata seorang pelayat berasal dari Bekasi, Filda.
Pelayat lainnya, Andrian Kusuma, menyatakan berduka atas meninggalnya pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur itu.
"Saya ikut tahlilan dan baca doa kepada beliau kiai yang saya kagumi," kata karyawan swasta itu.
Selain warga umum setempat, para pelayat di antaranya juga dari para santri dan alumnus Pondok Pesantren Tebuireng.
Baca juga: Gus Sholah tutup usia
Sebelumnya, sejumlah tokoh nasional juga mendatangi rumah duka, di antaranya Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, mantan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri.
Hingga pukul 02.00 WIB, suasana rumah duka masih terus dipadati para pelayat.
Ayat-ayat suci Al Quran terus dilantunkan, mengiringi kepergian Gus Sholah --adik Presiden keempat RI, K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu.
Ratusan karangan bunga berasal dari sejumlah tokoh nasional juga memenuhi rumah duka.
Rencananya, jenazah Gus Sholah diterbangkan ke Jombang, Jawa Timur, melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin, sekitar pukul 09.00 WIB.
Jenazah rencananya dimakamkan di kompleks Pemakaman Tebu Ireng pada Senin, sekitar pukul 16.00 WIB.
Gus Sholah berpulang pada usia 77 tahun setelah mendapat perawatan karena sakit di RS Jantung Harapan Kita Jakarta.
Baca juga: Santri Tebuireng Jombang berduka atas wafatnya Gus Sholah
Baca juga: Gus Sholah suri tauladan
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020