• Beranda
  • Berita
  • Pendiri KMNU-IPB: Gus Sholah ulama teladan dan pengayom

Pendiri KMNU-IPB: Gus Sholah ulama teladan dan pengayom

3 Februari 2020 08:26 WIB
Pendiri KMNU-IPB: Gus Sholah ulama teladan dan pengayom
Salah satu pendiri Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama Institut Pertanian Bogor (KMNU-IPB) Ahmad Fahir, M.Si. (FOTO ANTARA/Andi J/HO-dok pribadi)
Salah satu pendiri Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama Institut Pertanian Bogor (KMNU-IPB) Ahmad Fahir, M.Si menyatakan bahwa almarhum KH Ir Salahuddin "Gus Sholah" Wahid adalah ulama teladan yang menjadi pengayom bagi seluruh komponen bangsa Indonesia.

"Gus Sholah adalah ulama teladan, pribadi sederhana, toleran dan mengayomi. Beliau adalah teknokrat NU yang bersahaja dan diterima semua golongan ormas Islam dan agama lainnya," katanya saat dihubungi ANTARA di Bogor Jawa Barat, Senin.

Ahmad Fahir menyatakan mengenal lebih dekat Gus Sholah sejak 2008 saat ia merintis berdirinya Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) di lingkungan Fakultas Pascasarjana IPB.

Pada 2008 itu juga, ia tergabung sebagai tim penulis buku "Menggagas NU Masa Depan" yang disusun bersama Gus Sholah dan akademisi NU IPB serta pegiat NU di luar negeri.

Pada 2011, saat Ahmad Fahir merintis Yayasan At-Tawassuth, di Bogor Gus Sholah hingga kini masih tercatat sebagai sebagai ketua Dewan Pembina.

Baca juga: Obituari - Gus Sholah ulama lintas batas yang demokratis

Menurut dia Gus Sholah juga sosok manajer andal karena di bawah kepemimpinannya, Pesantren Tebuireng di Kabupaten Jombang, Jawa Timur mengalami banyak transformasi dan kemajuan pesat.

Antara lain dengan perubahan Institut Keislaman Hasyim Asy'ari (IKAHA) menjadi Universitas Hasyim Asy'ari (UNHASY), pendirian Ma'had Ali atau Pesantren Tinggi Tebuireng, pembangunan Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari hingga pengembangan sejumlah cabang Pesantren Tebuireng di luar Kabupaten Jombang.

"Gus Sholah adalah kiai yang bukan hanya memikirkan Pesantren Tebuireng dan NU saja, namun juga sebagai tokoh aktivis yang menaruh perhatian besar pada masalah kebangsaan," katanya.

Selain itu, kata dia, Gus Sholah sangat peduli dalam memperjuangkan masalah hak asasi manusia (HAM) dan kemanusiaan hingga integritas bangsa.

Ahmad Fahir menambahkan bahwa saat Muktamar NU di Makassar pada 2010 ia  ikut terlibat mendorong pencalonan Gus Sholah -- yang disebutnya kiai dan orang tua-ku -- itu sebagai Ketua Umum Tanfidziyah PBNU periode 2010-2015.

Baca juga: Gus Sholah wafat, Indonesia kehilangan lagi ulama-pendidik-negarawan

Pewarta: Andi Jauhary
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020