Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersama Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan dan Pangdam V/Brawijaya Mayjend TNI Wisnoe Prasetja Boedi menyambut kedatangan jenazah KH. Salahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Sholah, di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Senin.banyak hal yang tanpa woro-woro yang tidak terpublish
Jenazah Gus Sholah, bertolak dari Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta menggunakan pesawat Batik Air pada pukul 09.37 WIB, dan tiba di Bandara Juanda pada pukul 11.02 WIB dengan membawa rombongan 82 orang.
Sebelumnya jenazah juga telah disemayamkan di rumah duka Jl. Raya Bangka 2C, Jakarta. Dan untuk selanjutnya, jenazah akan langsung diberangkatkan ke Ponpes Tebuireng Jombang.
Saat kedatangan jenazah, Kapolda Jatim dan juga Pangdam V Brawijaya sempat membawa peti jenazah. Sedangkan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa membawa foto almarhum.
"Tentunya merasa kehilangan sosok Gus Sholah, banyak hal yang tanpa woro-woro yang tidak terpublish. Seperti Romo dan juga Pendeta yang datang dari berbagai negara, diajarkan keilmuan Islam supaya mereka mengenali kondisi pesantren Indonesia," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Ia mengatakan, sosok Gus Sholah juga membangun perspektif tokoh agama dunia bagaimana Islam diajarkan di pesantren di bawah naungan Nahdlatul Ulama.
Baca juga: Jenazah Gus Sholah akan dimakamkan di barat makam Gus Dur
Baca juga: Hujan iringi pemberangkatan jenazah Gus Sholah dari rumah duka
"Tidak sekadar itu, Gus Sholah dengan Pondok Pesantren Tebu Ireng juga berdiri di provinsi lain seperti Papua, Aceh, Riau, Bengkulu yang ingin memajukan kemandirian," katanya.
Kalau Gus Dur, kata dia, sering menjadi pembicara internasional, maka Gus Sholah ini sering mendatangkan narasumber internasional yang banyak tidak diketahui.
"Selain itu, untuk menumbuhkan perekonomian, membuat perguruan tinggi yang memiliki teknologi informasi serta meningkatkan persatuan dan kesatuan," katanya.
Baca juga: Ribuan pelayat sambut kedatangan jenazah Gus Sholah
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020