"Kami minta masyarakat untuk tidak mudah mempercayai mitos mengenai Virus Corona ini," ujar Ari dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Ari menambahkan terdapat setidaknya 10 mitos yang beredar di masyarakat mengenai Virus Corona itu, di antaranya, bisa menular melalui buah impor, menular melalui udara di ruang terbuka, virus tidak bisa menular di udara tropis, dan video korban yang tiba-tiba jatuh pingsan di jalan.
Mitos selanjutnya, kata dia, virus bisa ditularkan melalui pandangan mata, bisa ditularkan melalui sinyal telpon, video yang menunjukkan orang tertular setelah minum sup kelelawar, minum alkohol bisa menyembuhkan infeksi virus itu, konsumsi bawang putih bisa menyembuhkan infeksi virus tersebut, dan vurus tersebar akibat kebocoran laboratorium di Wuhan.
Faktanya, lanjut Ari, virus itu bisa menular antarmanusia, tetapi penularan melalui kontak langsung melalui droplet atau melalui batuk atau bersin.
Kemudian, ujar dia, daya tahan tubuh yang baik bisa mencegah kita dari virus tersebut menggunakan alat pelindung diri yang baik tim medis terhindar dari penularan infeksi.
"Fakta berikutnya masa inkubasi 14 hari, jadi bisa saja gejala klinik virus muncul kemudian walau lolos pemindai panas," katanya.
Baca juga: Pemerintah berencana alihkan impor dari China terkait virus corona
Fakta selanjutnya, gejala awal tidak spesifik, pasien yang terinfeksi virus corona bisa sembuh, bisa menular antarmanusia, infeksi bisa mengenai semua umur.
Baca juga: Kemenkes: 34 spesimen yang diperiksa negatif virus corona
Kemudian, katanya, pada udara terbuka virus bisa mati dengan alkohol, dan tidak semua pasien dengan infeksi itu mengalami gagal nafas dan meninggal.
Baca juga: Corona, Menkes berkantor di Natuna hingga WNI selesai karantina
"FKUI sebagai institusi pendidikan kedokteran ternama di Indonesia dalam dua tahun ini gencar melakukan gerakan antihoaks kesehatan. Kami berharap masyarakat tidak mudah percaya dengan kabar bohong ataupun mitos yang beredar," harap Ari.
Baca juga: Corona, Menkes: Isolasi WNI dari Wuhan ke kapal perang tidak manusiawi
Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020