• Beranda
  • Berita
  • Bulog NTT siapkan 17 ton beras fortifikasi untuk atasi kekerdilan

Bulog NTT siapkan 17 ton beras fortifikasi untuk atasi kekerdilan

6 Februari 2020 11:03 WIB
Bulog NTT siapkan 17 ton beras fortifikasi untuk atasi kekerdilan
Kepala Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Eko Pranoto memperkenalkan beras fortifikasi. (Antara foto/Kornelis Kaha)

khusus untuk NTT kami sedang usulkan agar jenis berasnya medium sehingga harganya mudah dijangkau,

Perum Bulog Divisi Regional Nusa Tenggara Timur memiliki sebanyak 17 ton beras fortifikasi yang siap disalurkan untuk membantu mengatasi kekerdilan (stunting) pada anak-anak di provinsi berbasiskan kepulauan itu.

“Stok beras fortifikasi kami saat ini 17 ton yang siap disalurkan untuk mendukung program penanganan kekerdilan di daerah-daerah pada 2020 ini,” kata Kepala Bulog Divre NTT, Eko Pranoto, kepada Antara di Kupang, Kamis.

Dia mengatakan, pihaknya belum mendatangkan beras fortifikasi dalam jumlah besar karena produksi di Pulau Jawa yang masih terbatas. Namun sewaktu-waktu bisa dilakukan penambahan stok ketika permintaan dari daerah-daerah mulai banyak.

Menurut Eko, saat ini pihaknya masih terus menawarkan beras tersebut secara masif ke daerah-daerah, terutama yang kondisi tingkat kekerdilan anak masih tinggi, salah satunya di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Pulau Timor.

“Memang launching beras ini baru kami lakukan di Kota Kupang namun koordinasi di daerah-daerah terus dilakukan untuk promosi,” katanya.

Sebelumnya, Eko menjelaskan, beras fortifikasi merupakan beras penambah zat gizi mikro pada salah satu atau beberapa bahan pangan dengan tujuan meningkatkan nilai gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.

Kandungan beras ini, lanjut dia, langsung terintegrasi dengan vitamin sehingga masyarakat tidak perlu membeli vitamin tambahan secara terpisah.

Kandungan vitamin yang berada di dalam beras itu di antaranya berupa vitamin A, B1, B3,B12, zat besi, asam folat dan zinc dan bisa dikonsumsi ibu-ibu yang sedang hamil.

Eko menambahkan, beras fortifikasi merupakan beras kelas premium akan dipasarkan dengan harga Rp21.000 per kilogram.

"Namun khusus untuk NTT kami sedang usulkan agar jenis berasnya medium sehingga harganya mudah dijangkau," katanya.


Baca juga: Bulog sosialisasikan kementerian beras fortifikasi cegah stunting
Baca juga: Bulog Jambi segera perkenalkan beras fortifikasi atasi kekerdilan
Baca juga: Ridwan Kamil ingatkan beras fortifikasi bisa cegah stunting

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020