Mata uang safe-haven yen dan franc Swiss tertekan untuk sesi keempat berturut-turut terhadap dolar, karena toleransi investor terhadap risiko meningkat, didorong oleh upaya-upaya pemerintah China menahan virus corona terbaru dan membatasi dampak ekonomi. Mata uang Swiss jatuh ke level terlemah dalam lebih dari seminggu.
Euro, sementara itu, juga jatuh, meluncur ke level terendah empat bulan terhadap dolar setelah data Jerman yang buruk, yang sangat kontras dengan laporan ekonomi AS minggu ini yang lebih kuat.
"Data AS sebagian besar tidak mengerikan," kata Kathy Lien, direktur pelaksana BK Asset Management di New York.
"Dan sepertinya virus akan teratasi dan hanya masalah waktu. Jadi sampai data bukti bahwa virus memiliki dampak merusak pada perekonomian, pasar akan terus fokus pada laba yang relatif baik, serta data AS yang kuat," tambahnya.
Presiden China Xi Jinping mengatakan kepada Raja Arab Saudi Salman bahwa China telah mencapai hasil "positif" dalam upaya pencegahan dan pengendaliannya dalam memerangi virus corona baru, lapor kantor berita resmi negara itu Xinhua, Kamis (6/2/2020). Itu semakin menambah optimisme.
Bank sentral China, People’s Bank of China (PBOC), pada bagiannya, telah memompa ratusan miliar dolar ke dalam sistem keuangan minggu ini untuk meredam dampak ekonomi yang berpotensi merugikan dari virus.
"Kami melihat tanggapan yang kredibel dari otoritas moneter, di China dan sepertinya itu menenangkan kekhawatiran pasar akan perlambatan yang lebih mengakar dalam ekonomi China," kata Simon Harvey, analis pasar valas di Monex Europe di London.
Konon, virus corona kini telah merenggut 563 nyawa, dengan lebih dari 28.000 infeksi dikonfirmasi di China. Penghitungan Reuters juga menunjukkan bahwa 260 kasus telah dilaporkan di 31 negara dan wilayah di luar daratan China.
Dalam perdagangan sore, dolar naik 0,1 persen terhadap yen menjadi 109,99 yen dan menguat 0,2 persen terhadap franc menjadi 0,9756 franc.
Euro jatuh terhadap dolar, terbebani oleh data yang menunjukkan pesanan industri Jerman secara tak terduga jatuh pada Desember. Kontrak-kontrak untuk barang-barang Jerman merosot 2,1 persen pada Desember dari November, penurunan terbesar sejak Februari.
Euro terakhir turun 0,2 persen pada 1,0978 dolar.
Kerugian euro mendorong indeks dolar naik 0,2 persen pada 98,524, yang juga diuntungkan dari klaim pengangguran awal dan data produktivitas AS yang solid pada Kamis (6/2/2020).
Indeks dolar sebelumnya naik menjadi 98.572, tertinggi sejak pertengahan Oktober.
Sementara itu, yuan China di pasar luar negeri datar terhadap greenback, diperdagangkan pada 6,9786 yuan per dolar.
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020