Pemerintah melalui Kantor Staf Presiden menyampaikan wacana pembangunan rumah sakit khusus virus menular di sebuah pulau kosong baru sebatas curah pendapat atau brainstorming.
"Rumah sakit khusus itu sifatnya masih brainstorming. Sehingga terkait di mana lokasi RS, RS tersebut untuk apa, itu semua masih brainstorming," ujar Deputi V Kantor Staf Presiden bidang Politik, Hukum, Hankam, dan HAM Jaleswari Pramodhawardani di Jakarta, Jumat.
Baca juga: KSP: 112 orang bantu pelayanan kesehatan bagi 243 WNI di Natuna
Sebelumnya Menko Polhukam Mahfud MD memimpin rapat internal membahas pembangunan rumah sakit khusus penanganan virus menular di pulau kosong untuk menindaklanjuti permintaan Presiden Joko Widodo.
Terkait RS tersebut, Dani mengatakan pemerintah pasti enggan bersikap atau bertindak gegabah dalam merespon wabah virus corona.
"Kita tidak mau gegabah tanpa memperhatikan geopolitik, kesehatan dan macam-macamnya. Jadi pertemuan rapat tingkat menteri itu lebih kepada brainstorming, itu belum final," jelas dia.
Baca juga: KSP resmi buka Pusat Informasi Terpadu Penanganan Virus Corona
Sementara itu Deputi II KSP bidang Pembangunan Manusia Abetnego Tarigan mengatakan apa yang dilakukan pemerintah terkait wacana pembangunan rumah sakit khusus virus menular adalah bentuk kesiapsiagaan bangsa Indonesia dalam konteks menyiapkan sebuah fasilitas kesehatan.
Dia menekankan rumah sakit khusus di pulau kosong tidak seperti mengisolasi seseorang di Pulau Buru.
"Itu bukan seperti isolasi di Pulau Buru. Hak-hak mereka menjadi perhatian kita. Kalau di Hongkong itu mereka ditaruh di hotel, hak-hak mereka terpenuhi dan diobservasi disitu," kata Abet.
Namun demikian Abet menekankan hingga kini belum ditemukan kasus positif corona di Tanah Air, sehingga pihaknya enggan menduga-duga terkait pembangunan rumah sakit khusus tersebut.
Baca juga: Moeldoko sebut virus Corona belum masuk ke Indonesia
Baca juga: KSP: Belum ada peringatan perjalanan ke China terkait virus Corona
Baca juga: RS Lantamal VI Makassar siapkan ruangan khusus suspect Corona
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2020