"Kita berharap BUMN ini tetap eksis dan hidup, lewat pengembalian dana nasabah serta mengembalikan kepercayaan nasabah dan investor. Sehingga ketika Jiwasraya sudah mulai eksis dan menjual kembali produknya, masyarakat masih bisa percaya," ujar Abra kepada Antara di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, itu bukan hal yang mustahil ketika memang pemerintah mampu melakukan penyehatan terhadap Jiwasraya.
Baca juga: Wamen BUMN sebut sumber dana pembayaran Jiwasraya dalam proses diskusi
Ada beberapa preseden juga di sejumlah perusahaan ketika mereka mengalami krisis, mereka melakukan restrukturisasi dan penyehatan kemudian melakukan rebranding, itu berhasil dan bisa.
Abra menilai bahwa investor melihat potensi dan prospek pasar Jiwasraya sangat besar ke depan, dengan captive market yakni jumlah nasabah yang sangat banyak. Jumlah nasabah Jiwasraya sendiri mencapai jutaan orang.
"Yang jelas karena BUMN Jiwasraya ini telah berusia ratusan tahun dan sangat strategis, kita sangat menyayangkan kalau BUMN ini sampai bubar," kata Abra.
Baca juga: Kejagung sita rumah milik Syahmirwan tersangka Jiwasraya
Sebelumnya Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan sumber dana pembayaran terhadap klaim dana nasabah PT Asuransi Jiwasraya pada akhir Maret 2020 sedang dalam proses diskusi dengan pihak-pihak terkait.
Tiko mengatakan keputusan sumber dana tersebut juga harus melalui persetujuan dengan Komisi VI dan Komisi XI DPR sebagai pihak yang berwenang mengawasi jalannya penyelamatan Jiwasraya.
Meski belum bisa bicara secara mendetail terhadap rencana pembayaran klaim tersebut, Tiko memastikan salah satu sumber dana tersebut berasal dari pembentukan induk usaha atau holding perusahaan BUMN bidang asuransi yang selesai pada akhir Februari 2020.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020