• Beranda
  • Berita
  • Ekspor rumput laut Nunukan ke China terhambat virus corona

Ekspor rumput laut Nunukan ke China terhambat virus corona

10 Februari 2020 15:53 WIB
Ekspor rumput laut Nunukan ke China terhambat virus corona
Pembudidaya sedang menjemur rumput lautnya di Kampung Mamolo Kelurahan Tanjung Harapan Kabupaten Nunukan

Virus corona ini sepertinya turut mempengaruhi harga rumput laut di Nunukan karena tidak ada permintaan dari pengusaha dari China.

Pengiriman atau ekspor rumput laut dari Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, ke  China mengalami hambatan sejak awal 2020 akibat merebaknya virus corona di negara itu, kata Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Nunukan, Dian Kusumanto di Nunukan, Senin.

"Memang faktor virus corona menyebabkan sampai sekarang tidak ada pengiriman rumput laut ke China," sebut Dian.

Ia menambahkan, selama merebaknya virus corona ini tidak ada permintaan rumput laut dari pengusaha negara itu.

Padahal, lanjut Dian, sebelum ada virus corona biasa ada permintaan setiap bulan dari China karena memang ekspor rumput laut dimulai ke negara itu.

Baca juga: Dirjen KKP: 840.000 hektare belum termanfaatkan untuk rumput laut

Menurunnya nilai ekspor rumput laut ke China, Dian mengakui menyebabkan produksi mengalami penurunan karena harga turut anjlok. Harga rumput laut saat ini di tingkat petani maksimal Rp10.000 per kilogram.

"Virus corona ini sepertinya turut mempengaruhi harga rumput laut di Nunukan karena tidak ada permintaan dari pengusaha dari China," beber Dian.

Ia mengakui, harga rumput laut di Kabupaten Nunukan tidak bisa stabil karena banyak dipengaruhi oleh nilai ekspor ke negara lain utamanya China dan Korsel yang menjadi negara tujuan.

Baca juga: KKP targetkan produksi 10,99 juta ton rumput laut pada 2020

Dian berharap, merebaknya virus corona ini cepat berakhir agar pengusaha China melakukan permintaan lagi sehingga harga rumput laut secepatnya naik kembali.

Salah seorang pembudi daya rumput laut, Basri Daeng Lau membenarkan, harga rumput laut jatuh hingga Rp10.000 per kilogram atau bahkan ada yang di bawahnya lagi. Penurunan harga ini terjadi sejak Minggu (9/2) padahal sebelumnya masih berkisar Rp14.000 per kilogram.

Basri mengatakan tidak tahu penyebab menurunnya harga tersebut karena memang pembelian pengusaha pada kisaran itu tanpa diketahui penyebabnya.
 

Pewarta: Rusman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020