Hal tersebut sesuai dengan surat Direktur Keanekaragaman Hayati, Nomor S110/KKH/MJ/KSA.2/02/2020. tanggal 10 Februari 2020.
''Memang benar adanya bahwa setelah berkonsultasi dengan Direktur KKH, Kementerian LHK maka mereka diperkenankan segera bergabung dengan tim yang sudah terbentuk,'' kata ketua tim Satgas penyelamatan buaya berkalung ban Haruna di Palu, Senin.
Baca juga: Evakuasi buaya berkalung ban masih nihil
Dua ahli buaya ini akan segera bergabung dengan tim Satgas penyelamatan buaya yang dibentuk oleh Kementerian LHK. Tim satgas sendiri terdiri dari Pihak BKSDA Sulteng, BKSDA NTT,dan Polair Polda Sulteng.
Untuk saat ini, tim satgas tersebut sedang mempersiapkan kembali peralatan, serta strategi yang ada dengan bantuan dua ahli buaya asal Australia. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan waktu guna segera melakukan penanganan terhadap buaya berkalung ban.
''Terkait perkembangan yang ada saat ini Tim Satgas sedang mempersiapkan kembali peralatan serta strategi," jelasnya.
Baca juga: Komunitas reptil harapkan evakuasi buaya "ban" tidak kembali gagal
Proses penyelamatan terhadap hewan reptil yang terjerat ban bekas ini sudah dilakukan oleh tim Satgas beberapa hari terakhir.namun hingga saat ini belum membuahkan hasil.
Selain hewan reptil tersebut yang berpindah pindah tempat, ribuan masyarakat Kota Palu yang menyaksikan secara langsung proses evakuasi menjadi kendala tim Satgas.
''Terkait waktu operasi saat ini tim belum menentukan sampai kapan operasi akan berlangsung, dan kemungkinan diputuskan setelah dua ahli itu tiba dari
Jakarta untuk bergabung bersama tim satuan tugas," kata Haruna.
Baca juga: Sayembara dihentikan, KemenLHK bentuk tim khusus selamatkan buaya ban
Pewarta: Rangga Musabar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020