Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Ira Aprilianti menginginkan Indonesia tetap terus melanjutkan pembahasan dalam rangka mewujudkan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang merupakan blok perdagangan terbesar di dunia.Kemitraan RCEP memiliki peran penting dalam meningkatkan neraca perdagangan Indonesia
"Kemitraan RCEP memiliki peran penting dalam meningkatkan neraca perdagangan Indonesia," kata Ira Aprilianti di Jakarta, Selasa.
Seperti diketahui, RCEP merupakan inisiatif kemitraan yang dimulai sejak tahun 2012 yang bertujuan mengintegrasikan kawasan perekonomian negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dengan enam mitra perdagangan terbesar ASEAN, yaitu China, Korea, Jepang, India, Australia, dan Selandia Baru.
Namun, India memutuskan untuk menarik diri dari kemitraan perdagangan tersebut pada tahun 2019.
"India menarik keanggotaan mereka dalam RCEP karena mereka khawatir bahwa hal itu akan merugikan produsen dalam negeri mereka. Mereka mengkhawatirkan potensi lonjakan impor China, meskipun ada konsesi yang signifikan dan tawaran tindakan perlindungan dari China. Namun bagi Indonesia, RCEP tetap penting dan berpeluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi," jelas Ira.
Menurut dia, sejumlah hal yang mengakibatkan RCEP sangat penting bagi Indonesia karena RCEP bila terwujud akan menjadi blok perdagangan terbesar di dunia, atau hampir dua kali lipat dari Kemitraan Trans-Pasifik.
ASEAN juga melaporkan bahwa pada tahun 2018, ekonomi kawasan RCEP tumbuh sebesar 5,6 persen yang meliputi 47,4 persen seluruh populasi global, 32,2 persen ekonomi global, 29,1 persen perdagangan global dan 32,5 persen aliran investasi global.
"Dengan dan tanpa India, lanjut Ira, RCEP masih merupakan blok perdagangan terbesar di dunia berdasarkan bobot ekonomi dan populasi," katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa Indonesia memiliki hubungan perdagangan yang sangat dekat dengan negara-negara peserta. Indonesia juga dinilai akan mendapatkan manfaat RCEP lima tahun setelah ratifikasi, di mana RCEP diharapkan akan meningkatkan 8-11 persen dari ekspor dan 18-22 persen dari investasi.
Oleh karena itu, ujar dia, RCEP sangat penting untuk mendorong perdagangan Indonesia untuk tumbuh lebih stabil.
"Selanjutnya, RCEP harus dianggap sebagai langkah yang konsisten bagi Indonesia dan ASEAN untuk memperkuat perdagangan regional. Ini akan menjadi upaya lebih lanjut dari pengurangan tarif AFTA dan ASEAN Plus, untuk diperluas pada upaya menuju kesepakatan yang lebih dalam yang mencakup langkah-langkah nontarif. Lebih jauh, kesepakatan itu tidak hanya akan mengurangi hambatan, tetapi juga menyediakan akses pasar yang lebih besar, meningkatkan jaringan produksi transnasional dan dengan demikian memungkinkan konsumen menikmati berbagai barang yang lebih luas," kata Ira.
Baca juga: Airlangga pastikan Indonesia siap manfaatkan peluang perdagangan RCEP
Baca juga: Pergantian rezim perlambat proses perundingan ekonomi kawasan
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020