Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah menyebut pihak Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) sebagai Ketua Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka sudah memberi lampu hijau area Monas bisa digunakan untuk Formula E.Kan ada dua pilihan. Kalau seandainya tidak diperbolehkan di Monas, kan di area GBK
"Sudah saya sampaikan, ada beberapa alternatif kemarin, GBK salah satunya. Tapi per sore kemarin, arahnya kembali ke Monas. Kemensetneg sudah kasih lampu hijau buat dilaksanakan di kawasan Medan Merdeka," ujar Saefullah di Balai Kota DKI, Jakarta, Selasa.
Monas cenderung dipilih, kata Saefullah, karena merupakan ikon Indonesia sekaligus Jakarta, sehingga perlu sesekali diadakan event internasional yang disukai oleh berbagai kelompok usia.
"Monas ini kan Monumen Nasional, bukan hanya DKI Jakarta, sekali-kali ada gelaran internasional yang digandrungi kelompok milenial, kelompok berbagai usia juga suka. Sekali-sekali kita tampilkan wajah Indonesia, Jakarta, Monas menjadi ikon kita," tutur Saefullah.
Meski demikian, kata Saefullah, Pemprov DKI baru akan merinci rute Formula E yang akan melintasi Monas pada Kemensetneg, yang juga akan dibahas mengenai kepastian lokasi mana yang masuk cagar budaya dan mana yang tidak.
"Ya nanti dijelaskan cagar budaya itu mana-mana, yang tidak cagar budaya itu mana-mana, konstruksinya model apa, akan berdampak apa, dan sebagainya, itu nanti akan didetailkan. Hari ini kecenderungannya lebih ke kawasan Medan Merdeka, kan Monas juga termasuk Medan Merdeka," ucap Saefullah.
Sebelumnya, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengungkapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI sudah menyiapkan dua alternatif rute lintasan Formula E, yakni di Monas dan Gelora Bung Karno GBK.
"Kan ada dua pilihan. Kalau seandainya tidak diperbolehkan di Monas, kan di area GBK. Tapi kalau dibolehkan di Monas, nanti kita tindaklanjuti," kata Hari di Balai Kota Jakarta, Senin (10/2).
Dua alternatif rute lintasan tersebut, lanjutnya, akan dimintakan persetujuan oleh Gubernur DKI Anies Baswedan langsung ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) Senin malam.
"Iya. Dikonsultasikan ke presiden dulu malam ini untuk finalkan rute yang dipilih. Jadi saya belum bisa kasih penjelasan resmi sebelum itu tadi," ujar Hari.
Meski dua alternatif rute tersebut masih menunggu hasil pembicaraan antara Anies Baswedan dan Jokowi, ia optimistis persiapan Formula E akan berjalan sesuai dengan jadwal kerja yang telah ditetapkan.
Baca juga: Sebut Formula E belum diizinkan, Ida Mahmudah sepakat usulan PSI
Baca juga: Dinas Bina Marga DKI yakin pengerjaan rute Formula E tepat waktu
Baca juga: Bahas Formula E, Anies akan temui Presiden Jokowi malam ini
Bahkan untuk menyesuaikan pembangunan trek lintasan dengan empat syarat yang diajukan Komisi Pengarah Pembangunan Medan Merdeka dalam suratnya tertanggal 7 Februari 2020, Hari Nugroho menegaskan pengerjaan track lintasan pasti akan selesai pada April 2020.
"Enggak ada masalah, pekerjaan itu enggak ada masalah. Masih on the track. Jadi mau di GBK, mau di Monas, masih on the track. Bahwasanya Juni itu tetap selesai, 6 Juni tetap selesai, April selesai. Semua sudah diperhitungkan, enggak ada masalah, tinggal memfinalkan saja," tutur Hari.
Karena Monas termasuk bangunan Cagar Budaya, maka pihaknya telah melibatkan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) dalam membuat desain track lintasan.
"Kan sudah ada tim TACB ya, sudah kita minta pendapat. Semuanya sudah. Pokoknya intinya kalau cobblestone dibongkar seperti apa, enggak dibongkar seperti apa, kita sudah punya desain, dilapisi atau pun dibongkar, sudah punya desain," ucap Hari.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020