• Beranda
  • Berita
  • Pemerintah nilai magang solusi terbaik bagi Industri dan universitas

Pemerintah nilai magang solusi terbaik bagi Industri dan universitas

12 Februari 2020 16:13 WIB
Pemerintah nilai magang solusi terbaik bagi Industri dan universitas
Foto bersama para narasumber di Talk Show Penguatan Program Magang Mahasiswa Bersertifikat yang digagas FHCI di Assembly Hall Mandiri, Jakart Pusat, Rabu (12/2/2020). (Antara/Livia Kristianti)

Jika program magang bersertifikat dapat masuk kurikulum secara resmi maka tidak hanya industri dan perguruan tinggi namun mahasiswa juga bisa mendapatkan nilai dari hasil kerjanya

(Plt) Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Nizam mengatakan program magang merupakan solusi terbaik atau "win-win solution" bagi industri dan perguruan- perguruan tinggi di Indonesia untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan sesuai dengan kebutuhan industri.

"Biasanya industri yang datang mengenalkan diri kepada mahasiswa ke kampus, sekarang talenta datang ke industri langsung untuk diobservasi selama 6 bulan bisa mengerjakan apa saja," kata Nizam dalam bincang-bincang tentang Penguatan Program Magang Bersertifikat yang dilakukan oleh Forum Human Capital Indonesia (FHCI) di Menara Mandiri, Assembly Hall, Jakarta, Rabu.

Nizam mengatakan program Magang Bersertifikat yang digagas oleh FHCI yang merupakan forum seluruh pengurus SDM dari perusahaan- perusahaan BUMN adalah program yang tepat untuk membentuk kebutuhan industri terhadap SDM unggul yang sesuai dengan visi- misi Presiden RI Joko Widodo.

Baca juga: Nadiem Makarim dorong BUMN rancang program magang kelas dunia

Baca juga: Nadiem Makarim minta industri tidak sia-siakan Kampus Merdeka

Baca juga: Kementerian BUMN harapkan magang masuk kurikulum perguruan tinggi


"Magang itu dulu paling cuma 2-3 bulan. Kadang ada yang tidak dapat sertifikat karena cuma 2-3 bulan. Perusahaan juga bingung mau kasih kerjaan, ga tahu karena masih belum paham apa- apa," kata Nizam menceritakan program magang yang biasanya terjadi di industri.

Lebih lanjut Nizam mengatakan jika program magang bersertifikat seperti yang digagas FHCI dapat masuk kurikulum secara resmi maka tidak hanya industri dan perguruan tinggi namun mahasiswa juga bisa mendapatkan nilai dari hasil kerjanya.

"Tentunya menguntungkannya jadi tiga kali lipat, nantinya mahasiswa tentu melaporkan hasil magang melalui wawancara di uji dosen dan supervisornya di lapangan biar dapat nilai, lalu mereka juga dan dapat sertifikat industri. Juga berkontribusi untuk dapat IPK dari Perguruan Tinggi," kata Nizam.

Selain nilai, mahasiswa juga  mendapatkan pengalaman selama mengikuti magang dengan jangka waktu enam bulan itu.

Hingga 2020, FHCI telah merekrut sebanyak 16.500 mahasiswa dari 300 perguruan tinggi negeri maupun swasta untuk melakukan program magang yang bersertifikat di 143 BUMN selama satu semester atau 6 bulan.

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020